Senin, 18 Maret 2013

ILMUAN MUSLIM DAN PERKEMBAGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI EROPA


ABSTRAK
Andalusia (Andalus) terletak dipersimpangan antara Barat dan Timur merubah nama Arab untuk Jazirah Liberia pada massa sekarang, di kenal sebagai Spanyol dan Portugis. Keadaan sosial, politik ekonomi Andalusia pada massa sebelum Islam sangat menyedihkan dan tindakan kejahatan sering terjadi. Keadaan sosial Andalusia secara Structural sangat rapuh yang terbagi dalam tiga kelas, bangsawan, kelas menengah dan kelas bawah, mayoritas penduduk dibiarkan hidup dalam kemiskinan dan penderitaan. Keadaan keilmuan Islam, India dan Cina, kalau ada orang-orang punya buku harus dipersembahkan kepada Gereja sebagai suatu pengampunan, khawatir dalam buku itu tertulis hal-hal tidak disukai Tuhan, bagi mereka apalagi ada orang yang berusaha mengumpulkan buku itu telah dianggap perbuatan gila dan sangat berani. (al Bagdaly, 2002 hal 62). Copernicus dan Galileo dihukum mati karena dianggap menyeleweng dan sombong terhadap Doktrin yang sudah baku nasib mereka ditentukan oleh sajian minum racun dan tiang gantungan dan akhirnya kaum terpelajar memberontak tidak percaya doktrin-doktrin Gereja. Andalusia bangkit dari keterbelakangan setelah Islam masuk dalam bidang politik, ilmu pengetahuan dan teknologi. Faham Intelektual melahirkan kebangkitan ilmiah dan pembangunan fisik dibawah pemerintah Islam seperti kebangkitan Filsafat, kebangkitan Ilmu, kemegahan pembangunan fisik . perkembangan ilmu pengetahuan alam di Andalusia tradisi Islam dalam keilmuan, manajemen Reset para Ilmuan Muslim, perpustakaan jadi identitas. Peranan-peranan Ilmuan Muslim Andalusia seperti Ibn Bajjh dalam filsafat dan kedokteran, Abbas ibnu Farnas dalam ilmu kimia, fisika, kedokteran, astronomi dan juga seoarang sastrawan. Alat terbang dan lain-lain. Ibnu Rusyd Mujtahid dalam fikih, fisikawan, aspek hukum dalam kedokteran, astronomi, Abu al-Qasum al-Zahrawi bapak ilmu Bedah Modern darah, bidang embriologi, Abu al-QusimSa’s Ibnu Ahmad al Andalus ahli sejarah, matematik dan astronomi, Abu Abdulloh ahli ilmu bumi dan ahli sastra,menggambarkan peta dunia diatas bola dari perak, Abu Hamid Muhammad al-Mazim al-Andalusia mengarang buku perbekalan pikiran dan perbekalan keajaiban. informasi bagi ilmu alam. Ibrahim Ibnu al- Zarqoli seorang astronomi dan kehebatannya hingga sampai ke Eropa dalam astronomi,al-Majrithi seorang ahli astronomi, ahli hitung, kedokteran. Perkembangan selanjutnya ilmu, Andalusia temuan Kaca Pembesar ,Hasan ali Haitan telah memberikan inspirasi kepada Bacon dan Kaptennya menemukan teleskop dan microskop, Ibnu Farnas percobaan untuk dapat terbang alvien dan Wlburg Weght mencoba membuat pesawat terbang di Eropa teknologi kincir angin dalam buku baru musa dan Ibnu al-awwan mengeluarkan sistem pertanian dan lainnya.




BAB I
PENDUHULUAN
A.  Latar belakang
Awalnya Andalusia adalah sebuah Negara Kristen yang pada tahun 710 M dibebaskan oleh pasukan muslim dibawah pimpinan Thariq bin Zigas, merupakan putra suku Ashadaf, suku Barbar, penduduk asli Al-Atlas, Afrika Utara. Lahir sekitar tahun 50 H. dan salah satu panglima perang islam pada masa pemerintahan Khalifah Walid Bin Abdul Malik atau Al Walid I (705-715) dari Bani Umayah.
Pada Bulan Rajab 97 H / Juli 711 M, mendapat perintah dari Gubernur Afrika Utara, Musa Bin Nusyair untuk mengadakan penyerangan ke Semenanjung Andalusia (Semenanjung Iberia yang sekarang meliputi wilayah Spanyol dan Portugal). Bersama 7000 pasukannya, Thariq Bin Zigas menyebrangi Selat Gibraltar (berasal dari kata “Jabal Thariq yang berarti Gunung Thariq) menuju Andalusia.
Setelah meraih kemenangan, Thariq Bin Zigas menulis surat kepada Musa Bin Nusyair, mempersembahkan kemenangan kaum muslimin itu, dalam suratnya dia menulis : “Saya telah menjalankan perintah anda. Allah telah memudahkan kami memasuki negeri Andalusia.”
Para Orientalis Barat banyak memiliki persepsi yang salah dalam memahami makna jihad umat Islam, seolah-olah muslim hanya memberikan dua tawaran bagi musuhnya yaitu masuk Islam atau perang. Jihad dalam Islam memberi penawaran untuk masuk Islam atau tunduk pada aturan Islam walaupun tidak masuk Islam. Bangsa yang telah menyerah, dan mau tunduk dalam aturan pemerintah Islam akan mendapat perlindungan dan perlakuan yang sama dengan orang Islam dari Pemerintah Islam. Sedangkan yang tidak mau tunduk aturan pemerintah Islam bahkan melakukan permusuhan akan diperangi.
W. Montgoery Watt seorang sejarawan Barat beraliran konservatif mencoba meluruskan persepsi yang keliru itu dalam bukunya “Sejarah Islam di Spanyol”. Ada perbedaan konsep penaklukan dalam Islam dengan konsep penaklukan dalam bangsa Eropa (Barat). Peperangan dalam Islam adalah untuk menghidupkan manusia bukan untuk memusnahkan dan memeras mereka. Itu sebabnya kitak kaum Muslimin memenangkan perang dan menguasai wilayah Andalusia tidak bertujuan untuk menjajahnya. Beberapa tahun kemudian membangun Andalusia menjadi negeri yang tersohor di seluruh Eropa pada waktu itu. Berbeda dengan bangsa Eropa, dimana tujuam berperang menaklukan daerah adalah untuk menguasai wilayah tersebut dan menjajahnya. Itu terlihat dalam sejarah penaklukan bangsa Eropa di negeri-negeri Islam dan sejarah Imperialisme barat ke wilayah Asia, Afrika, Amerika dan Australia.
Penaklukan negeri Andalusia oleh pasukan Islam dalam beberapa tahun kemudian lahirnyaAndalusia sebagai negeri yang maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Temuan-temuan para ilmuan muslim pada zaman itu sangat revolusioner, jauh sebelum Wilbut Wright dan Oliver menemukan pesawat abad 20. Usaha menemukan alat transportasi penerbangan sudah dilakukan oleh.


B.  Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi Masalah di atas maka peneliti perlu membatasi permasalahan yang diteliti. Sesuai pertimbangan peneliti maka permasalahan penelitian ini difokuskan pada, Ilmuan Muslim Andalusia dan perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam di Eropa 711 M-1212.
C.  Perumusan masalah
1.    Bagaimanakah keadaan Andalusia sebelum masuknya Islam di Andalusia.
2.    Bagaimanakah keadaan Andalusia setelah dibawah kekuasaan Islam.
3.    Sejauh manakah dampak Ilmuwan Muslim Andalusia dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa
D.  Tujuan Penelitian
1.    Untuk mendeskripsikan keadaan Andalusia sebelum masuknya Islam di Andalusia.
2.    Untuk mendeskripsikan Andalusia setelah dibawah kekuasaan Islam.
3.    Untuk medeskripsikan sejauh manakah peran ilmuwan Muslim Andalusia dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa
E.  Metode Penelitian
Manurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005 : 5), metode penelitian adalah sebagi berikut :
“Suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mancapai tujuan-tujuan tetentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, dan interaktif maupun non interaktif”.
Dalam penelitian sejarah digunakan metode penelitian deskribtif. Metode penelitian deskribtif adalah “merupakan paparan (deskriptif) informasi tentang suatu gejala, peristiwa, kejain sebagaimana adanya”. (Suhardjono, 2007: 56).
Dalam melakukan penelitian sejarah ini penulis menempuh tahap-tahap dalam penelitian sejarah, yaitu sebagai berikut :
1.        Heuristik
Heuristik adalah tahap pengumpulan sumber-sumber sejarah. Sumber-sumber sejarah yang digunakan berupa buku-buku atau artikel yang sesuai dengan penelitian ini.
2.        Kritik Sumber
Sumber buku untuk penulisan penelitian ini adalah sumber-sumber yang telah terlebih dahulu dinilai keabsahannya, baik melalui kritik intern maupun kritik ekstern. Kritik intern menilai kridibilitas data dalam sumber (buku), sedangkan kritik ekstern menilai bahwa sumber itu benar-benar sumber yang sangat diperlukan, dengan kata lain kritik ekstern menilai keakuratan sumber.
3.        Interpretasi
Interpretasi adalah langkah penafsiran, baik secara analisis maupun sistesis terhadap sumber-sumber data yang telah dikumpulkan. Karena penulis dalam penyusunan penelitian ini menggunakan sumber skunder, maka pada tahap ini penulis membandingkan beberapa sumber, seperti buku atau artikel, yang mana di antaranya yang interpretasinya lebih mendekati kebenaran.
4.        Historiografi
Historiografi adalah tahap terakhir dari tahap kegiatan penelitian sejarah, dimana kegiatannya adalah menuliskan kembali peristiwa sejarah yang menjadi judul pembahasan dalam penelitian ini,sehingga menjadi sebagai kisah dan sebagai ilmu.
F.   Teknik Pengumpulan Data
penelitian ini menggunakan analisis isi atau yang lebih dikenal adalah analisis dokumen, yakni sebuah analisis secara sistematis terhadap catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagai data. Di dalam kegiatan teknik penelitian ini dengan menempuh langkah-langkah sebagi berikut :
1.        Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, dilakukan studi kepustakaan dengan cara mengkaji buku-buku sejarah, artikel, kamus, ensiklopedia, dan sebagainya yang berkenaan dengan permasalahan yang teliti.
2.        Evaluasi Data
Dengan langkah ini, penulis mengevaluasi atau melakukan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah dari beberapa buku, artikel, ensiklopedia dan lain sebagainya, sehingga diharap mendapatkan gambaran umum yang objektif dari data yang diperoleh.
3.        Verifikasi Data
Dengan verifikasi data ini penulis melakukan pengkajian dan pengujian data secara rinci untuk memperoleh data yang valid dan akurat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
4.        Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan adalah bertujuan untuk menetapkan hasil temuan data secara sistematis berdasarkan evaluasi dan verifikasi data. Dengan demikian hasil temuan itu dapat dipertanggungjawabkan tingkat kebenarannya.
G. Teknik Pencatatan Data
Dengan langkah ini penulis melakukan pencarian dan pengumpulan berbagai jenis buku dan artikel yang dapat mengungkapkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Agar memperoleh informasi yang valid dan kredibel serta memiliki kelayakan materi, data yang dicari dan dikumpulkan adalah merupakan sumber data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan diinterpretasi oleh beberapa ahli sejarah, kemudian di pelajari, kritisi dan ditafsirkan kembali.
H.  Teknik Analisa data
Penelitian ini disusun berdasarkan studi kepustakan dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menganalisis sumber-sumber data, baik sumber utama maupun sumber pendukung kemudian ditafsirkan.
Setelah mengumpulkan data yang sesuai dengan landasan teori, maka diadakan analisa data hasil pengumpulan / pencarian sumber menggunakan teknik analisa isi (content) dan analisa deskriptif (pemaparan) dibagi dalam kelompok-kelompok, yaitu :
1.        Tulisan/deskripsi sekitar Andalusia sebelum Islam masuk, keadaan social, ekonomi, dan politik pada saat itu.
2.        Tulisan/deskripsi proses masuknya Islam di wilayah Andalusia dan jasa tiga tokoh yang berperan dalam penaklukan Andalusia.
3.        Tulisan/deskripsi keadaan Andalusia dibawah kekuasaan pemerintahan Islam, perubahan, dan perkembangan yang terjadi di Andalusia.
4.        Tulisan/deskripsi perkembangan ilmu pengetahuan alam di Andalusia, karena tradisi Islam dalam keilmuan, kehebatan manajemen riset para ilmuwan muslim, dan perpustakaan menjadi identitas dalam kehidupan masyarakat Andalusia.
5.        Tulisan/deskripsi sepakterjang para tokoh ilmuwan muslim Andalusia dibidang pengetahuan alam dan konstribusinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa.












BAB II
HASIL PENELITIAN

1.        Keadaan Andalusi sebelum Islam berkuasa
Andalusia (Andalus) Merupakan nama Arab untuk jazirah Iberia yang  sekarang dikenal sebagai Spanyol dan Portugis. Orang-orang mendiami Andalusia jauh sebelum kedatangan bangsa Goth dan bangsa Vandal, adalah bangsa Celtik yang mendahului keduanya.
Beberapa keluarga bangsa Yahudi paling terhormat pindah dari Palestina ke Andalusia dalam rangka melarikan diri dari serbuan tentara Raja Nebuchadnezzar yang menginvasi kerajaan kuno Judah dan mengahancurkan Kuil Sulaiman pada tahun 586 SM. Bangsa Yunani dan Romawi juga mendiami Andalusia, dan menjadi makmur disana, sebab pada waktu itu Andalusia merupakan tempat yang memiliki cadangan emas dan perak yang melimpah. (Thomson, 2004: 3).
Andalusia terletak di persimpangan antara barat, dan timur, sekaligus utara dan selatan dan sangat mungkin ada beragam bangsa yang mendiami atau melewati pada saat itu. Kaum muslimin pertama yang benar-benar mendarat di Andalusia sudah lebih dari enam puluh tahun sebelumnya (sebelum menaklukan Andalusia oleh kaum  muslimin), yaitu pada masa Kekhalifahan Sayyidina ‘Utsman Ra. Sekitar tahun 648 M.
Keadaan social, politik, ekonomi Andalusia pada masa sebelum Islam sangat menyedihkan dan tindakan kejahatan sering terjadi. Andalusia merupakan provinsa kekaisaran Romawi. Ketika kekaisaran diserbu oleh bangsa Teotinik, keadaan semakin buruk dan negeri tersebut terpecah menjadi beberapa bagian kecil. Suku-suku Teutonik, Vandal dan Visigot (yang disebut terakhir lebih doninan) menancapkan kekuasaannya atas Andalusia dan mendirikan pemerintahan ysng sangat tidak efesien dan korup. Mereka tidak toleran terhadap agama selain Kristen. Penduduk yang mayoritas beragam Yahudi sangat tertekan oleh para bangsawan dan pendeta. Bahkan mereka dijadikan budak-budak Kristen setelah gagal melakukan pemberontakan.(Yatim, 1997: 287).
Kaum Goth Arya yang pernah mendiami Andalusia telah terbunuh ataupun diusir oleh orang-orang Khatolik Roma. Lebih jauh persekusi terhadap Kaum Yahudi pada saat itu sangat gencar-gencarnya setelah peristiwa pemberontakan Bangsa Yahudi berhasil dilumatkan dengan kejam oleh penguasa Andalusia pada saat itu dipangkuan Raja Roderick dibawah suatu system feodal dekaden yang disponsori oleh Gereja Resmi Khatolik Roma. Sebagian besar penduduk sangat tidak puasdengan status quo quo yang ada. Bukan hanya mereka yang siap mengulurkan tangan membantu kaum muslimin ketika datang ke Andalusia, tetapi juga pemimpin mereka yang bernama Ilyan (Julian), yang dengan aktif membantu kaum Muslimin dalam melakukan strategi penyerangan ke Andalusia,
Ilyan saat ini menjadi Gubernur Tangier dan Ceuta dibawah naungan Raja Roderick, mengirim putrinya untuk dididik di Todelo yang saat itu merupakan ibukota Visigothic. Roderick jatuh cinta pada putrinya itu tetapi ditolak, dan kerena itu memperkosanya. Ketika Ilyan mendengar berita ini, ia pergi ke Qayrawan mendekati Musa Ibnu Nusyair, Gubernur Muslim di Afrika Utara, menceritakan kejadian tentang putrunya, dan bernafsu sekali untuk membalas dendam terhadap musuhnya. Ia menyerukan Musa Ibnu Nusyair untuk menyerang Andalusia. (Thamson. 2004:15).
Keadaan social Andalusia secara structural sangat rapuh. Bangsa itu terbagi dalam tiga kelas. Kelas bangsawan merupakan kelas yang diistimewakan dan dibebaskan dari kewajiban membayar pajak. Kelas menengah dan kelas bawah yaitu mayoritas penduduk yang dubiarkan hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.
Keadaan keilmuan dan pendidikan di Andalusia pada masa itu sangat jauh ketinggalan dibandingkan dunia lain seperti negeri Kekhalifhan Islam, negeri India dan negeri Cina. Pada masa itu di Andalusia buku-buku sangat sukar untuk diperoleh. Biasanya orang-orang yang memiliki buku, maka benda tersebut harus dipersembahkan kepada gereja sebagai promemide animae sune (sebagai sebuah persembahan yang agung). Buku tersebut harus diletakkan di altar gereja guna memperoleh pengampunan. Sebab bagi mereka, mungkin saja didalam buku tersebut tertulis hal-hal yang tidak disukai Tuhan. Bagi mereka apabila ada orang yang berusaha mengumpulkan buku dalam bentuk perpustakaan pribadi, mereka itu telah dianggap perbuatan gila dan sangat berani.(Al Baghdadiy. 2002:62).
Sebagian besar masyarakat Eropa terpaku pada kata kata Paulus yang berbunyi: “apakah Tuhan tidak mengatakan bahwa pengetahuan dunia ini sebagai hal yang tercela?” satu satunya sumber kebenaran untuk kaum Nasrani adalah kitab suci. karena itulah meski Romawi mewarisi peradaban tua dari Yunani dan Mesir,lalu mereka membuangnya sejak beralih keagamaan Nasrani. Perpustakaan Alexsandria yang sangat tua dibakar habis. Andai kata tidak ada kaum muslimin yang rajin memunguti sisa sisa ilmu bangsa yunani dan mesir lalu menerjemahkan dan mengkoleksinya di perpustakaan, barang kali kita sekarang ini tidak pernah lagi mengetahui tentang hukum hidrotastitis achimides atau geometri euklides.
Kita lantas bisa memaklumi mengapa gereja adalah lembaga keagamaan (sekaligus lembaga pemerintahan yang bersekutu dengan kaum feoldal) yang di anggap berlaku sewenang-wenang oleh kaum intelektual Nasrani. Bagi mereka,doktrin gerejaadalah suatu yang tidak boleh di bantah. Sudah lama masyarakat Nasrani menyimpan kegeramannya melihat sewenang-wenangan gereja. Dalam catatan sejarah, sudah termansyur bagaimana Copericus dan Galileo galilei di hukum mati hanya karena mereka di anggap menyeleweng dan sombong terhadap doktrin gereja yang sudah baku. Terpaksa nasib mereka ditentukan oleh sajian minimum beracun dan tiang gantungan . sebuah kesewenang-wenangan yang sangat menyebalkan dan menimbulkan dendam kusumat. Dalam sejah tercatat, kita membaca betapa pada akhir nya gereja di haru biru oleh ulah nya sendiri, kaum terpelajar memberontak tidak percaya doktrin-doktrin gereja, dan bahwa tidak mau tahu dengan gereja. kesohorlah pemberontak yang dilkukan oleh golongan intektual terhadap gereja dalam bentuk Revolusi Prancis dan Zaman Pencerahan(renaissance).
2.        Proses maksudnya Islam ke Andalusia
Andalusia diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang Khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Andalusia, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikanya salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di jaman Khalifah Abdul  Malik(685-705 M). Khalifah Abdul malik mengangkat Hasan Ibn Nu’man A-Ghassani menjadi gubernur daerah itu. Pada masa Khalifaj Al –Walid, Hasan Ibn Nu’man di gantikan Musa Ibnu Nushair.(Yatim. 1997 : 402).
Gubernur Ilyan dari Tanger yang dendam terhadap penguasa Andalusia, meminta bantuan kepada penguasa Afrika Utara yaitu Gubernur Musa Ibn Nushai. Dalam proses Andalusia terdapat tiga pahlawan Islam yang dapa dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan kesana. Mereka adalah Tharif Ibnu Malik, Thariq Bin Ziyad dan Musa Ibnu Nushair. Tharif ibnu Malik dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyebrangi selat yang berada diantara Maroko dan Benua Eropa itu dengan pasukan perang. 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda. Mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan  oleh Ilyan. Dalam penyerangan itu Tharif tidak mendapatkan perlawanan yang berarti. Dia pulang dengan membawa kemenangan (Yatim. 1997:403).
Musa Ibnu Nushair pada tahun 711 M mengirimkan pasukan ke Andalusia sebanyak 7.000 orang di bawah pimpinan Thariq Bin Ziyad. Belia merupaka putra suku Ashadaf, suku Barbar, penduduk asli Al-Atlas, Afrika Utara. Ia lahir sekitar tahun 50 Hujriyah. Pada bulan Rajab 97/ Juli 711 M, Thariq Bin Ziyad berangkat ke semenanjung Andalusia, bersama 7.000 pasukannya menyeberangi selat Gibraltar. (berasal dari kata Jabal Thariq yang beerarti Gunung Thariq) menuju andalusia.
Setelah armada tempur lautnya mendarat di pantai karang, beliau berdiri diatas bukit karang dan berpidato. Thariq Bin Ziyad memerintah anak buahnya membakar semua kapal yang membawa seluruh awak pasukannya, kecuali sebuah kapal kecil yang diminta pulang untuk meminta bantuan tambahan pasukan.beliau mengatakan,”Kita datang kesini tidak untuk kembali, kita hanya memiliki dua pilihan, menaklukan negeri ini dan menetap disini serta mengembangkan ajaran Islam atau kita semua binasa (mati syahid)”. Pidato ini membakar semangat Jihad pasukannya. Mereka segera menyusun pasukannya untuk menyerang pasukan Kerajaan Visigoth dibawah pimpinan Raja Roderick. atas pertolongan Allah SWT. 100.000 pasukan Visigoth tumbang ditangan kaum Muslimin yang hanya berjumlah 7.000. Raja Roderick pun menemukan ajalnya di medan pertempuran ini.
Setelah Thariq Bin Ziyad berhasil memenangkan peperangan di Bakkah tersebut, terus menaklukan kota-kota terpenting Andalusia seperti Cordova, Granada, Todelo (ibukota kerajaan Visigoth). Setelah meraih kemenangan, Thariq Bin Ziyad mengirimkan surat ke Musa Ibnu Nashair, mempersembahkan kemenangan kaum musllimin itu. Dalam surat itu dia menulis “Saya telah menjalankan perintah anda. Allah telah memudahkan kami memasuki Negeri Andalusia”.
Setahun kemudian, Musa Ibnu Nashair merasa perlu melibatkan diri dalam pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq Bin Ziyad. Dengan pasukan yang besar, ia menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukan. Setelah beliau dapat menaklukan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa Gothic, Thoedimir di Ovihuela, ia bergabung dengan Thariq Bin Ziyad. Selanjutnya, mereka berhasil menguasai seluruh Andalusia mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Sungguh suatu keberhasilan yang luar biasa, Musa Ibnu Nashair dan Thariq Bin Ziyad berencana membawa pasukan terus ke Utara untuk menaklukan daerah Eropa, karena pada waktu itu tidak ada kekuatan dari manapun yang bisa menghadapi mereka. Namun niat tidak terealisasikan karena Khalifah Walid Bin Abdul Malik memanggil mereka berdua pulang ke Damaskus. Thariq Bin Ziyad pulang terlebih dahulu, sementara Musa Ibnu Nashair menyusun pemerintahan baru di Andalusia.
Perluasan wilayah selanjutnya terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Abdul Azis (717-720 M). sasarannya adalah daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Pasukan dipimpin oleh Al Salam, tapi dia gagal dan terbunuh. Penggantiannya, Abdurrahm.
3.        Keadaan Andalusia dibawah kekuasaan Islam
Andalusia bangkit dari keterbelakangan setelah Islam masuk. Kebangkitan ini bukan saja terkait dalam bidang politik, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan dalam bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi mendekati keberhasilan politiknya.
Andalusia adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak penghasilan pemikir. Masyarakat Andalusia sangat majemuk terdiri dari komunitas-komonitas Arab, Al-Muwalladun (orang Spanyol masuk Islam), Al-Shaqalibah (tentara bayaran dari bangsa Konstantinopel dan Bulgaria), Yahudi, Kristen Muzared (Kristen yang berbudaya Arab), dan Kristen yang masih menentang. Semua komonitas ini (kecuali yang terakhir) memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan ilmiah dan pembangunan fisik dibawah pemerintah Islam.
a.        Kebangkitan Filsafat
                        Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad Ibn Abd al-Rahman (832-886 M).
            Atas inisiatif Al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk malahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
            Tokoh utama pertama dalam sejarah filosof Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti Al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr Ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di Timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M mnainggal tahun 1198 M. ciri khassnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasiaan filsafat dan agama. Dia juga ahli Fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujatahid (Yatim, 1997:414-415).
b.        Kebangkitan Ilmu
Ilmu-ilmu kedokteran, music, matematika, ilmu pengetahuan alam dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama menemukanpembuatan kaca dari batu. Ibrahin Ibn Yahya Al-Naqqsh terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menemukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menemukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menemukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad Ibn dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-hasan binti Abi Ja’far dan saudara perempuannya al Hafiz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita. (Yatim, 2002: 102).
c.         Kemegahan Pembangunan Fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian muslim Andalusia sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan, dan pasar-pasar di bangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi diperkenalkan. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier dan jembatan-jenbatan air didirikan. Tempat-tempat tinggi dengan begitu juga mendapat jatah air.
Di perkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air asal Persiayang dinamakan na’urah. Disamping itu, muslim Andalusia memperkenalkan pertanian padi,  perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi Andalusia. Diantaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam dan industri barang-barang tembikar.
Namun demikian, pembangunan fisik yang menonjol adalah pembanguanan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, mesjid, pemukiman, sekolah, universitas, dan tamn-taman. Contohnya pembangunan Mesjid Cordova, Kota Al-zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, Istana Al makmum, Istana Al-Hamra di Granada.(Yatim, 2002: 103).
4.        Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam di Andalusia
Dalam masa dari tujuh abad kekuasaan Islam di Andalusia, umat Islam telah mencapai kejayaannya disana, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan seluruh dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
a.        Tradisi Islam dalam Keilmuwan
Adanya kewajibandalam ajaran Islam untuk menuntut ilmu bagi muslimin dan muslimah. Masyarakat Islam dituntut oleh sabda Nabinya, yang antara lain berbunyi : “Barang siapa yang meninggalkan kampung halamannya untuk mencari ilmu, dia seperti sedang pergi jihad fisabilillah. Tinta seorang pelajar adalah lebih mulia daripada darah seorang syuhada. Ilmu itu ternak kaum muslimin yang hilang, maka dimana saja kamu dapatkan, ambilah, sekalipun dari lisan orang kafir. “ Ajaran Islam ini telah tampak di Andalusia sejak awal abad 9 M. di wilayah ini anak-anak para pangeran, pejabat, atau orang terhormat harus belajar. Mereka belajar dari salinan terjemahan karya ilmiah Yunani dan India.
Lalu munculah buku-buku pengajaran bahasa Arab pertama di Andalusia yang berasal dari Baghdad, ibukota Kekhalifahan Abbasiyah. Belajar bukan hanya hak kelompok elit semata. Anak-anak para pedagang dan keluarga kerajaan mendapatkan buku-buku dari orang tuanya yang kaya.
Melihat keinginannya yang besar untuk belajar, khalifah akhirnya mendukung kegiatan-kegiatan ilmiah dengan membiayai pendirian sebuah perpustakaan penting untuk menyediakan beraneka macam buku. Inisiatif khalifah untuk memajukan pendidikan dengan membangun banyak perpustakaan akhirnya meningkatkan perkembangan kegiatan ilmiah dikota-kota utama Andalusia.
Santunan bagi ilmuwan dan insinyur merupakan kebijakan yang selalu dipertimbangkan khalifah. Tradisi ini kemudian disepakati secara luas diseluruh daerah kekuasaan Islam termasuk di Andalusia. Disemua Akademi, Perpustakaan, Madrasah, Rumah Sakit, dan Observatorium segala kebutuhan finansialnya selalu dipenuhi oleh khalifah, agar para ilmuwan dapat mencurahkan waktu mereka sepenuhnya pada kegiatan belajar dan riset. Mereka menerima gaji dan diberi uang pensiun. Santunan ini bahkan tidak hanya terbatas untuk para pelajar dalam sebuah instansi, tetapi juga diberikan pada berbagai lingkungan lain.
Khalifah menciptakan peluang bagi ilmuwan dan insinyur untuk menghabiskan waktu mereka sepenuhnya dalam kegiatan riset, penemuan, dan penulisan. Selain itu, khalifah sering pula membentuk misi-misi ilmiah untuk melakukan pengamatan, membuat peramalan atau laporan mengenai gejala alam, terkadang pula untuk kepentingan militer. Beberapa tulisan menjelaskan bagaimana daulah (Nagara) memanfaatkan penemuan masiu dan senjata api.
Kita dapat membayangkan betapa semangat besar untuk melakukan riset dan penemuan yang menyebar dikalangan ilmuwan dan insinyur pada waktu itu. Penemuan dan penelitian waktu itu biasanya melalui urutan kejadian sebagai berikut : Sebuah selat muncul dan dikembangkan karena penemuannya yang pertama meneruskan hasil karyanya kepada seorang murid. Penerus ini menguji alat tersebut secara kritis. Kemudian melengkapinya sedapat mungkin. Proses ini berlangsung terus sehingga alat tersebut mancapai kesempurnaan.
Beberapa kota yang pendidikan dan ekonominya maju pada masa itu antara lain : Ordova, Toledo, Sevilla, Saragosa, dan Valencia. Selama sepertiga abad 9 M dan abad ke 10 M kegiatan belajar mengajar dan penelitian berkembang pesat terutama dalam biang metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Masa pemerintahan Abd Al Rahman Al Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd Al Rahman Al Ausath, Muhammad Ibn Al Rahman, Munzir Ibn Muhammad, dan Abdullah Ibn Muhammad di Andalusia memperoleh kemajuan-kemajuan, baik di bidang politik maupun peradaban. Abd Al Rahman Al Dakhil mendirikan mesjid-mesjid di Cordova dan sekolah-sekolah dikota-kota besar Andalusia. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hakam dikenal sebagai pembaharuan dalam kemiliteran. Abd Al Rahman Al Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Andalusia sehingga ilmu pengetahuan Andalusia mulai semarak.
Masa kekuasaan Abd Al Rahman Al Natshir, Andalusia mencapai puncak kejayaan menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Baghdad. Beliau mendirikan universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku,. Pada masa ini masyarakat dapat manikmati kesejahteraan, kemakmuran, dan pendidikan. Situasi dan kondisi politik stabil maupun tidak stabil tidak mempengarui kehidupan intelektual di Andalusia. Kehidupan intelektual terus berkembang.
b.        Manajemen Riset Para Ilmuwan Muslim
Riset dibidang sains dan teknologi tidak banyak berbeda dengan ijtihad seorang mujtahid di bidang hukum syara’. Keduanya sama-sama mencurahkan pikiran dan tenaga untuk mendapatkan jawaban suatu persoalan. Yang satu persoalan teknis, yang lain persoalan hukum. Mujtahid mencari jawaban itu dari dalil-dalil syara’, sedangkan ilmuwan muslim mencarinya dari metode eksperimental (misalnya di bidang ilmu-ilmu pengetahuan) atau  metode rasional untuk menurunkan pengetahuan baru yang sudah ada (misalnya dibidang fisika teoritik).
Para cedikiawan muslim memberi perhatian terhadap semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subjek-subjek teknologis berdampingan dengan telaah-telaah teoritis, ini tampak misalnya dalam Al-I’lam bimanaqib al-Islam karya Al-Amiri (wafat 991 M). Dalam menggambarkan mekanika atau rekayasa beliau menuliskan : “Mekanika adalah disiplin yang menerapkan matematika dan ilmu alam. Mekanika memampukan seseorang mengambil air yang tersuruk dibawah tanah, juga mengangkat air dengan kincir atau air mancur, mengangkut barang-barang berat dengan sedikit tenaga, membangun lengkungan jembatan diatas sungai yang dalam dan melakukan banyak hal lain, yang jika disebut semua membutuhkan banyak ruang”.
Ilmuwan mendapat kedudukan yang tinggi. Para khalifah dan sultan dekat dan hormat kepada mereka. Dan ilmuwan disaat itu berani menyampaikan fakta ilmiah, sekalipun boleh jadi bertentangan dengan opini masyarakat atau penguasa. Contohnya : Al Haitsam akhirnya menyimpulkan bahwa dengan teknologi saat itu Sungai Nil mustahil dibendung, yang artinya proyek sultan Mesir harus dibatalkan. Akibat sikapnya ia mengalami tahanan rumah dan dianggap gila. Selama pura-pura gila, Al Haitsam tak berhenti melakukan penelitian dan menghasilkan kitab tentang Dasar-dasar Optika.
Secara umum, meski penguasa politis silih berganti, namun komitmen terhadap dunia ilmiah nyaris tidak berubah. Para ilmuwan tetap disediakan dana yang nyaris tak terbatas, selama hasil penelitian mereka sebelumnya terbukti dapat diterapkan secara praktis. Bahkan dibidang ilmu dasar seperti astronomi pun para peneliti wajib menjadikan masyarakat paham tentang ilmu. Karena itu majelis-majelis sains dan teknologi ramai dikunjungi masyarakat. Karena itulah orang-orang kaya juga terpancing ikut mensponsori penelitian. Wakaf suatu perpustakaan atau laboratorium menjadi trend. Sultan dan masyarakat kaya lainnya bersaing agar namanya diabadikan menjadi nama suatu table astronomi yang berguna dalam navigasi, maka atlas dunia baru, atau nama ansiklopedi yang baru.
Setiap kali seorang ilmuwan selesai menulis sebuah buku, buku ini langsung dilelang. Tak sedikit orang kaya yang menawarkan emas seberat beberapa kali lipat timbangan buku itu. Setelah dilelang, buku itu akan diserahkan ke perpustakaan dan ratusan tukang salin, akan menyalinnya dengan tangan untuk disebarkan ke masyarakat. Buku ini beserta ilmu didalamnya menjadi milik pulic. Dan sang ilmuwan, dengan emas yang didapatnya, dapat meneliti kembali untuk menghasilkan karya selanjutnya.
c.         Perpustakaan Jadi Identitas
Tahun 1000 M di Baghdag diperkenalkan Al Fifrist (Katalog Pengetahuan). Buku ini dari 10 jilid dan memuat judul seluruh buku dalam bahasa Arab yang terbit saat ini, baik ilmu astronomi, fisika, kimia, kedokteran. Buku-buku yang masuk catalog itu sudah terjamin mutunya dan menjadi buruan para pengelolah perpustakaan, berikut para ahli salinnya, juga para cerdik cendikiawan yang tidak ingin ilmunya dikatakan orang dibawah standar, hanya karena tidak mengenal buku yang ada di catalog tersebut. Buku yang saat ini masih memakai tulisan tangan tentu saja sangat mahal. Untungnya bagi yang tidak mampu membeli tersedia di perpustakaan yang dapat dipinjam. Maka tertariklah mahasiswa dari Timur dan Barat pada perpustakaan di dunia Islam. Perpustakaan Unuversitas Cordova di Andalusia memiliki koleksi setengah juta buku.
Para pestakawan pada masa itu wajib memiliki ilmu yang terkait dengan koleksi yang diurusnya. Dia bukan hanya seseorang yang tahu judul buku, pengarang, dimana rak letaknya. Namun seorang pustakawan yang mengurus buku-buku fiqih haruslah seorang fiqih. Para pembaca dapat berkonsultasi tentang isi buku-buku itu kepada para pustakawan.
Jadi orang-orang kaya di dunia Islam, khususnya Andalusia menjadikan wakaf perpustakaan sebagai salah satu cara menunjukkan identitas. Banyak perpustakaan pribadi diwakafkan untuk umum. Dan tidak main-main, banyak yang mewakafkan berikut suatu aset produksi untuk membiayai operasional perpustakaan selamanya.
d.        Ilmuwan-ilmuwan Muslim Andalusia
Tradisi keilmuwan dalam Islam melahirkan orang-rang yang bersungguh-sungguh belajar dan melakukan penelitian sehingga muncul ilmuwan-ilmuwan diberbagai bidang seperti : Filsafat, matematika, ilmu pengetahuan alam, Kedokteran, sastra, dan sebagainya.
Disini kita dapat lihat penemuan-penemuan beberapa ilmuwan muslim Andalusia dari disiplin ilmu pengetahuan alam disekitarnya :

1)        Ibnu Bajjah
Ibnu Bajjah yang terkenal orang Eropa dengan nama Avempace berargumentasi . bahwa “ada reaksi dari setiap aksi”. Teorinya ini sangat berpengaruh pada fisikawan setelahnya, termasuk Gelelio dan Newton, dan sangat berguna untuk menghitung kekuatan menjaring yakni ketapel raksasa yang berfungsi sebagai meriam.
Karya Ibnu Bajjah berjudul Hayyi ibnYaqzan merupakan satu kisah filsafat tentang manusia yang tumbuh jauh dari pergaulan masyarakat. Banyak karangannya dalam berbagai ilmu pengetahuan, dan karyanya di bidang kedokteran memberi pengaruh besar kepada Ibnu Rusyd. Ilmuwan besar ini wafat tahun 1138 M. (Fachruddin, 1985: 216).
2)        Abbas Ibnu Fernas
Abbas Ibnu Fernas adalah seorang polymath yaitu menekuni berbagai jenis ilmu sekaligus ilmu kimia, fisika, kedokteran, astronomi, dan juga dia seorang sastrawan. Dia menemukan berbagai teknologi seperti jam air (jam yang dikendalikan oleh aliran air yang stabil), gelas tak berwarna, lensa baca, alat pemotong batu Kristal, hingga peralatan silmulasi cuaca yang konon juga mampu menghasilkan peta buatan, namun diantara penemuannya yang paling spektakuler dan dianggap salah satu tonggak sejarah adalah alat terbang buatan.
Alat terbang Ibnu Fernas adalah sejenis ornithopter yakni alat terbang yang menggunakan prinsip kepakan sayap seperti Buroq, kalelawar, serangga. Dia mencoba alatnya pertama-tama dari sebuah menara masjid di Cordova pada tahun 852 M. dia terbang dengan dua sayap, dan sempat jatuh. Untung Ibnu Fernas melengkapi dirinya dengan baju khusus yang dapat menahan laju jatuhnya. Baju khusus ini adalah cikal bakal parasut.
Tahun 875 M dalam usia 65 Dia mencoba terbang yang terakhir menggunakan pesawat layang yang merupakan cikal bakal gantole. Percobaan kali ini dilakukan dari menara di gunung Jabal Al Arus dekat Cordova dan disaksikan banyak orang yang antusias dengan percobaan-percobaan Ibnu Fernas. Meski sebagian menganggap Ibnu Fernas gila dan menghawatirkan keselamatannya.
Saksi mata menyebutnya bahwa dia berhasil terbang, melakukan meneuver, dan menempuh jarak terbang yang cukup signifikan. Namun sayang dia gagal mendarat ketempatnya dengan mulus, sehingga mengalami cedera parah dipunggungnya. Abbas Ibnu Fernas meninggal tahun 887 M. sejarawan Philip K. Hitti dalam bukunya History of Arabs mangatakan, “Ibnu Fernas was the first man in history to make a scientific attempt at flying”.
Sebagai penghargaan di Baghdad Utara sebuah lapangan terbang diberi nama Ibnu Firnas Airport. Di Spanyol namanya diabadikan pada sebuah jembatan besar di Seville Abbas Ibnu Firnas Bridge. NASA menamakan sebuah kawasan di bulan dengan nama Ibnu Firnas Crater.
3)        Ibnu Rusyd (1126-1198)
Orang Eropa mengenal Ibnu Rusyd dengan nama Averroes adalah mujtahid dalam fiqih yang juga seorang fisikwan, terbukti dalam salah satu kitabnya dia mendefenisikan gaya sebagai tingkat kerja yang harus dilakukan untuk mengubah kondisi kinetic dari sebuah benda yang lembam. Apa yang ditulis Ibnu Rusyd ini 500 tahun lebih awal dari Mekanika Klasik Newton.
Ibnu Rusyd memperkenalkan aspek hukum salam observasi bidang kedokteran. Namun yang paling menarik adalah penemuannya bahwa kekuatan pribadi seorang pasien amat menunjang dalam proses kesembuahan dari jenis penyakit tertentu. Dalam bidang kedokteran Ibnu Rusyd mengomentari karya Ibnu Sina dengan judul Kanun. (Suud, 2003: 207).
Ibnu Rusyd Ilmuwan Cordova yang lahir tahun 1126 dan meninggal di Marakesh (Maroko) tahun 1198 M. beliau disamping seorang filsafat Islam terpenting juga astronom, dokter dan komentator atas filsafat Aristoteles. Sumbangan Ibnu Rusyd yang terbesar kepada kedokteran adalah karangannya berupa ensiklopedia, Al-Kulliyat fit Thiibbi (pokok-pokok Umum dalam Ilmu Kedokteran; General Principle of Medicine). Dalam buku ini ia mengatakan, bahwa tidak ada manusia yang mendapatkan penyakit cacar dua kali, disamping menjelaskan fungsi retina. (Fachruddin, 1985: 217).
4)        Abu al-Qasum al-Zahrawi
Kaum muslimin secara sadar melakukan penelitian-penelitian ilmiah dibidang kedokteran secara orisinal dan memberi konstribusi yang luarbiasa dibidang kedokteran, sehingga memiliki genre yang khas, melampaui genre pada saat itu seperti kedokteran Yunani (Unam), India Kuno (Ayurveda), Persia (Akademik Gundishapur), dan karya-karya tokoh kedokteran kuno (Hippocrates, Celcus, Galem).
Tidak dapat dipungkiri bahwa Rosulullah adalah inspirator utama kedokteran Islam. Meski beliau bukan dokter, namun kata-katanya yang terekam dalam banyak hadist sangat inspiratif, semisalnya “tidak ada panyakit yang Allah ciptakan kecuali Dia juga ciptakan cara penyembuhannya”.(HR. Bukhari).
Al Zahwari dianggap sebagai Bapak Ilmu Bedah Modern, karena dalam kitab tasrif (sebuah ensiklopedia dalam 30 jilid) yang sudah dipublikasikan pada tahun 1000 M sudah menemukan berbagai hal yang dibutuhkan dalam bedah termasuk plester yang digunakan untuk mengobati luka dengan cepat. Plester ini sangat membantu pasukan Islam di medan jihad, dan 200 alat bedah. Sebagian besar alat ini belum pernah digunakan oleh orang sebelumnya, termasuk beberapa alat bedah yang khas digunakan untuk wanita dalam bedah curette yang janin dalam kandungannya mati. Zat bius seperti campuran opium sudah digunakan dengan tepat oleh Al Zahwari.
Al zahwari adalah orang yang pertama menghubungkan usus dan kantong darah dengan sutra agar menghentikan peredaran yang terus menrus, yang diakibatkan oleh proses operasi pembedahan. Bahkan beliau juga telah memberikan pengobatan dengan pemanasan cautery ke dalam api. Dia menggunakan cara penjahitan bedah dengan dua jarum dan satu benang. Beliau berhasil mengeluarkan batu kencing melalui faraj wanita (menghancurkan kencing batu melalui lubang kencing). Membuat benang dari usus binatang untuk menjahit usus. Berhasil membuang pembengkakan daging atau daging lebih di hidung dan membelah isi jantung dan mengobatinya dengan cautery bedah. Beliau pertama kali yang berhasil membuka lubang pada ikatan zat kapur untuk mengobati kerekatan tulang dan menemukan zat-zat khusus dalam pembuatan tablet untuk pengobatan yang berbentuk kapsul. (Muhammad, 2009: 179-180).
5)        Ibnu An-Nafis
Ali bin Abu Hazam dikenal dengan nama Ibnu An Nafis, ini tokoh terkemuka pada zamannya dalam bidang kedokteran. Diantara bukunya yang terkenal adalah : Al-Mutaz fith Thibb dan Ar-Risalah Al-Kamiliyyah fish Shirah Nabawiyyah.(Muhammad, 2009: 172).
Ibnu An Nafis adalah bapak fisiologi peredaran darah yang merupakan perintis bedah manusia. Tahun 1242 beliau telah menerangkan secara besar sirkulasi peredaran darah jantung dan paru-paru. Di barat tahun 1628, William Harvey menemukan hal yang sama. Beliau menjelaskan didalam bukunya yang berjudul Syarah Tasyrih Al-Qanun bahwa darah berpindah dari sebelah kanan jantung lalu berproses manuju kearah dua paru-paru. Proses peredaran darah ini melalui pembuluh-pembuluh darah kecil yang bercampur dengan udara. (Muhammad, 2009 : 177).
Dalam bidang embriologi, Al-Nafis telah mengkritik ilmuwan Yunani termansyur, yakni Aritoteles (384 SM – 322 SM) dan Aelius Galenus atau Claudius Galenus yang akrab disapa Galen (129 SM – 200 SM). Beliau juga mengkritisi pendapat dan pandangan dokter Muslimin terkemuka, Ibnu Sina (980-1037 M) terkai embriologi. Ia menyakini bahwa ketika sperma seorang laki-laki/jantan dan perempuan/betina bercampur, dan ketika mereka-mereka membuat campuran cairan yang memiliki perangai yang sesuai tersebut menerima jiwa yang diberi Allah, Sang Maha Pencipta,baik jiwa hewan atu jiwa manusia.
“allah memberikan sebuah jiwa untuk zat ini, yang kemudian berkembang menjadi sebuah embrio yang tumbuh dan menghasilkan organ”, jelas Al-Nafis seperti dikutip Nahyan AG Fancy dalam karyanya Pulmonary Transit and Bodily Resurrection: The Interaction of Medicine, Philosophy and Religion in the Work of Ibn Al-Nafis.
Al-Nafis menjelaskan lebih lanjut kritikannya terhadap teori ilmuwan Yunani Galen. “Galen percaya bahwa masing-masing memiliki kedua (air) mani didalamnya yang memiliki kemampuan aktif untuk membuahi dan kemapuan pasif dibuahi, namun kemampuan aktif itu kuat didalam air mani laki-laki sementara air mani perempuan pasif”.
“Para penyelidik percaya bahwa mani laki-laki hanya memiliki kamampuan aktif, sementara perempuan hanya memiliki kamampuan pasif. Allah mengetahui yang terbaik, bukan dari kedua mani itu memiliki kamampuan aktif membuahi,”tutur Ibnu Al-Nafis yang dikutip Nahyan AG Fancy.
Ezzat Abouliesh dalam karyanya Contributions of Islam to Medicine menjelaskan bahwa murid-murid dari Ibnu Al-Nafis mengembangkan embriologi dan perinatologi dalam karyanya yang berjudul  al-Jami terbukti lebih akurat yaitu Ibnu al-Quff.
“Pembentukan awal adalah sebuah buih yang merupakan tahap enam sampai tujuh dari pertama, pada hari ketiga hingga enam belas secara bertahap pembentukan gumpalan dan ada hari ke dua puluh delapan sampai tiga puluh menjadi sebuah gumpalan daging. Pada hari ketiga puluh delapan sampai empat puluh, kepala muncul terpisah dari bahu dan lengan. Otak dan jantung yang diikuti dengan hatu terbentuk sebelum organ lainnya, “ jelas Ibnu Al- Quff seperti dikutip Abouleish.
“Melalui pembuluh vena, janin bayi mendapat makanan dari ibunya untuk tumbuh. Ia manambahkan, ada tiga selaput yang manutupi dan melindungi janin. Pertama menghubungkan pembuluh darah alteri membawa udara.”tutur Al-Quff. Pada akhir bulan ketujuh, lanjut Al-Quff,semuaorgan telah selesai. Setelah kelahiran tali pusar bayi dipotong pada jarak empat jari luasnya dari badan, dan terikat dengan baik, dengan benang woll yang lembut. Wilayah yang dipotong ditutupi dengan filamen/kawat pijar basah dalam minyak zaitun dengan obat penahan darah untuk mencegah pendarahan yang menetes. Begitulah konstribusi dokter muslim Andalusia dalam mengebangkan dan meletakkan studi embriologi modern.
6)        Abu al-Qosim Sa’I ibn Ahmad al-Andalus (1029-1070)
Di mengarang buku tentang ilmu pengetahuan, diantaranya Thabaqaat el-Umam (strata-strata umat). Beliau pernh menjadi qadhi di Toledo pada masa Banu Zul Nun, dan beliau terkenal sabagi ahli sejarah, matematika, dan astronomi. ()Fachruddin, 1985:212
7)        Abu Abdullah (Al-Idrisi)
Abu Abdullah yang terkenal dengan Al-Sharif Al-Idrisi (1099-1153), yang lahir dikota Ceuta, Andalusia, dan beajar di Cordova, ahli ilmu bumi dan ahli sastra. Pernah diundangRaja Sicilia, Roger II (1101-1154), untuk mengunjungi negeri tersebut dan iapun menggambarkan untuk raja itu sebuah peta dunia diatas bola dari perak.(Fachruddin, 1985: 213).
Al Idrisi yang hidup di tahun 1100 M-116 M membuat 70 peta geografi dari daerah yang dikenal pada waktu itu. Peta-peta tersebut disampaikan kepada Raja Roger II dari kerajaan Sicilia.
Didalam lapangan astronomi, dasar penelitiannya mempertahankan azas yang ditetapkan oleh Ptelomeus, yaitu teori geosentris dan homosentris dengan banyak sekali tambahan hasil pengamatannya sendiri. Disamping tambah banyaknya pengamatan, juga ketelitiannya mencapai tingkat yang sangat tinggi. Sehingga perhitungannya tentang akan terjadinya gerhana bulan lebih tepat daripada sebelumnya.(Santoso, 1977:64).
8)        Abu Hamid Muhammad Al-Mazini al-Andalusia
Belia lahir di Granada, tahun 1080. Pernah mengunjungi Alexandria, Cairo, Sardaigne, Sicilia, Bagdad,Abhar, Iran, Khurasan, Volga, dan Bulgaria bahkan ke Rusia (1136) dan tinggal di Sigrid. Sewaktu tinggal di Aleppo dan Damaskus, menulis bukunya di Mosel yang berjudul Tuhfatul Albab wa tuhfatul I’jab (Perbekalan Pikiran dan Perbekalan Keajaiban) yang banyak mengandung informasi berguna bagi ilmu alam.(Fachruddin, 1985 : 1213).
9)        Ibrahim Ibn al-Zarqali
Salah seorang ahli astronomi muslim yang lahir di Andalusia dan hidup dari tahun 1028 – 1087 M bernama Abu Ishaq Ibrahim Ibn Yahya al Zarqani. Kehebatan ilmu astronominya hingga kewilayah Eropa. Beliau tidak hanya pandai dalam teori ilmu astronomi, tetapi juga hebat dalam membuat instrumentasi- instrumentasi astronomi yang bermanfaat. Tabel-tabel yang memuat data astonomi penting sering di buat olehnya. Salah satu tabel astronomi yang di buat yaitu, Tables of Toledo, sebuah tabel astronomi dengan himpunan data yang akurat ketika itu. Dan belum ada ilmuan atau astronom yang membuat tabel data seakurat itu.
 Al Zarqali juga mengoleksi kesalahan-kesalahan yang ada pada data geografi buatan Ptolemeus. Dalam data tersebut, salah satunya Ptolemeus menyebutkan bahwa panjang Laut Mediterania adalah 62 derajat. Ketika akuratan perhitungan itu di perbaiki oleh Al Zarqani dan panjang laut itu hanya 42 derajat.
Beliau juga membuat Kalender Arab-Andalusia yang memuat empat macam penanggalan yaitu penanggalan Koptik, Romawi, Komariah, dan Persia. Hebatnya lagi Al Zarqali dengan teorinya, menyatakan bahwa lintasan gerak planet-planet termasuk bumi berbentuk oval bukan lingkaran.
Selain pandai dalam teori astronomi, Al Zarqali juga mampu membuat peralatan astronomi seperti astrolabe, water clock, ekuatorium. Ia menemukan astrolabe datar yang bisa digunakan pada garis lintang manapun. Astrolabhe datar ini di namakan Safihah dan dikenal dengan nama Saphea di wilayah Eropa. Alat water clock di gunakan untuk menentukan satuan jam dalam hari kalender dengan system bulan. Alat ekuatorium di padukan dengan diagram Ptolemeus di gunakan untuk menentukan posisi planet-planet. (Ramdan, 2009:137-139).
10)    Al Majrithi
Ilmuan dari Cordova ini ahli astronomi dan juga ahli hitung, kedokteran dn kimia. Beliau banyak menghasilkan karya-karya diantaranya Ta’diel Al-Kawakib. Al Majrithi meninggal sekitar 1007 M. (Fachruddin, 1985: 214).
A.      Perkembangan dan peranan Ilmuwan Andalusia setelah Islam masuk Andalusia
Kaum muslimin menyakini bahwa semua pengetahuan berasal dari Allah, dan Qur’an adalah kalamullah. Maka sebagai sumber pengetahuan, Qur’an pastilah benar. Apakah juga termasuk pengetahuan tentang zat, energi, ruang waktu, dan interaksi benda-benda di alam ini yang di sebut fisika.
Sebagi muslim dengan mantab mengatakan ya. Maka munculah istilah “Fisika Islam”. Ini adalah sejumlah teori atau lebih tepatnya Hipotesa dari suatu hukum fisika yang di klaim mereka ditemukan di dalam Qur’an. Sekedar untuk ilustrasi, ada tiga contoh : pertama, teori geosentris, bahkan alam semesta, karena di qur’an tidak pernah ada ayat yang mengatakan bumi beredar, tetapi matahari, bulan, dan bintanglah yang beredar, (QS. 13:2,14:33).Kedua, teori besi magnet dapat digunakan sebagi pembangkit energi yang tak pernah habisnya (QS. 57:25). Ketiga, teori tujuh lapis atmospir, karena dikatakan hujan turun dari langit (QS. 35:27) sedangkan Allah menciptakan tujuh lapis lagi (QS. 41:12) sehingga hujan itu terjadi di lapis langit pertama.
Menurut A. Hunbolth tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa orang Arab yang pertama kali yang menemukan ilmu fisika, sayang karang-karangan yang membuktikannya telah hancur sehingga kita hanya mengingat judul-judul tulisan itu saja. Karya-karya tentang optik yang menjadi dasar bagi teropong dan potografi. Temuan kaca pembesar Hasan Ali Haitan telah memberi insprasi kepada Bacon dan Kepler yang menemukan teleskop dan mikroskop. (Amhar, 2010: 51-55).
Ibnu Bajjah (Avempace) yang berargumentasi bahwa selalu ada reaksi pada setiap aksi, dan teori ini yang sangat mempengaruhi fisikawan Eropa setelahnya, termasuk Galelio dan Newton serta sangat berguna untuk menghitung kekuatan Manjaniq, yakniketapel raksasa yang berfungsi sebagi meriam.
Dalam bidang mekanika ilmuwan muslim pendahulu bagi jam dan mereka juga yang menyempurnakan temuan kompas dengan jarum magnetic, hingga dapat digunakan dalam navigasi sekarang.
Kalau kita tanya ke Prof. Dr. Ing. Bj. Habibie yang pernah memimpin PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) tentang ilmu pesawat terbang (aeronautic). Beliau menjawab, “aeronautic adalah ilmu membuat pesawat terbang, dimana didalamnya berkumpul sejumlah ilmu pengetahuan alam yang berteknologi canggih, seperti teknologi material, elektronika, computer, mesin, kimia , navigasi”. Pada dasarnya aeronautic adalah ilmu bagaimana membuat sebuah benda yang lebih berat dari udara dapat terbang dan disebut dengan aviasi.
Dan apakah umat Islam mempunyai konstribusi dalam bidang ini, cukupnya dengan mengatakan bahwa Rosulullah pernah terbang dengan sesuatu yang lebih berat dari pesawat terbang, yakni dengan kendaraan Buroq selama Isra Mi’raj yang sekali langkahnya menempuh jarak sejauh mata memandang ? walau itu adanya jawaban itu tentu jauh memuaskan karena Buroq hanya khusus untuk nabi. Tidak ada manusia lain sesudahnya pernah melihatnya, apalagi menaikinya.
Alhamdulillah, ada orang Islam yang tidak puas dengan kisah Buroq dan Karpet Terbang Aladin dalam cerita 1001 malam. Dialah Abbas Ibnu Fernas (810M-887 M) yang melakukan serangkaian percobaan ilmiah untuk dapat terbang, 1000 tahun lebih awal sebelum Oliver dan Wilbur Wight melakukan percobaan untuk membuat pesawat terbang di Eropa. (Ambar, 2010: 57-61).
Jika kita mengingat tentang kincir angin, energy alternative yang bersih dan terbarukah ? Negeri Belanda nan elok yang dijuluki Negeri Kincir, karena sejak berabad-abad telah secara masih menggunakan kincir angin baik menggiling gandum maupun untuk memompa air demi mengeringkan negerinya yang lebih rendah dari laut. Bila kita menyangka bahwa Negeri Kincir Air Pertama adalah Belanda boleh jadi kita keliru.
Yang benar, negeri kincir pertama-tama pastilah suatu wilayah dalam Daulah Khalifah Islamiyah. Wilayah Daulah Khalifah banyak yang kering, dimana air saja cukup langka, apalagi sungai yang dapat dimanfaatkan sebagi sumber energy. Karena itu didaerah yang kekurangan air tetapi memiliki angin yang stabil, kincir angin dapat dikembangkan sebagi alternative sumber energy untuk industry.
Pengembangan teknologi kincir angin dimulai jelas dalam kitab al-Hiyal karya banu Musa bersaudara. Dan kincir angin pertama kali digunakan di propinsi Sistan (Iran Timur). Kincir angin masuk ke Eropa melalui Andalusia (Kaveh Farrokh, 2007, Shadowns in The Desert, Osprey Publishing).
Di Eropa bentuk kincir angin lambat laun dimodifikasi sehingga memungkinkan kincir untuk menyesuaikan arah hadapannya denga arah angin yang di Eropa Utara sering berubah-ubah hingga dapat beroprasi lebih ekonomis. Rancangan dasarnya digambarkan besar-besar di buku Machinae Novae (Mesin mesin Baru) dari tahun 1615 karaya Uskup sekaligus Insinyur Fauntus Verantius. Needham berfikir bahwa “hal ini jelas merupakan penyebaran kearah barat dari kebudayaan Iiberia yang dulunya berasal dari Andalusia”.
Adanya kincir angin di Tarragona,Andalusia selama masa pemerintahan Islam ditulis oleh para penulis Muslim,misalnya dalam kitab al-Rawd alMi’tar (Kitab Taman yang Haram) karya al-Himyari pada tahun 661 H/ 1262 M.(Ambar, 2010: 137-141).
Beberapa pihak mengasumsikan bahwa kincir-kincir angin di Eropa adalah temuan asli Eropa. Namun yang jelas kemunculan kincir angin di Eropa adalah lebih lambat beberapa abad dari pada di dunia Islam.
Dengan datangnya revolusi industri,nilai penting kincir angin sebagai sumber energy primer untuk industry lambat laun tergeser oleh mesin uap atau mesin berbahan bakar fosil kecuali di tempat-tempat yang memang terisolasi atau terpencil.
Namun demikian krisis energy akhir-akhir ini menjadi momentum kebangkitan kembali kincir angin. Kincir angin modern di hubungkan dengan generator dan disebut “generator angin”. Satu generator angin terbesar sanggup menghasilkan listrik 6MW (bandingkan dengan satu generator uap besar yang mampu menghasilkan listrik antara 500MW sampai 1300MW). Kebangkitan energy angin ini seharusnya juga terjadi di wilayah Daulah Khalifah yang dulu pernah memiliki kincir angin terbanyak di dunia.
Ilmuwan muslim banyak melakukan revisi terhadap sejumlah teori, sejumlah kekeliruan teori Ptolomeus diluruskan. Dafar Yunani juga diperbaiki. Karena juga telah berhasil menemukan peredaran bulan menurut garis edarnya setiap tahun.
Ibnu Rusyd alias Averroes adalah mujtahid dalam fiqih yang juga fisikawan, terbukti dalam salah satu kitabnya kita mendefenisikan gaya sebagai tingkat kerja yang harus dilakukan untuk mengubah kondisi kinetic dari sebuah benda yang lembam. Apa yang ditulis Averroes ini 500 tahun lebih awal dari mekanika klasik Eropa yaitu Newton.
Aveeroes karyanya telah mempengaruhi daftar Alphonsure yang merupakan karya Alphose X, sayang sekali seluruh karya astronomi dan karya lainnya, telah dihancurkan selama peperangan. (Suud, 2003:202).
Paus John XXI berfikir pisitif terhadap ilmuwan muslim dan berpendapat bahwa Ibnu Sina (Avecenna) itu sejajar dengan Aristoteles. Tapi banyak juga yang menolak dan memberikan penelitian negative, bukan karena alasan hasil karya para ilmuwan muslim, melainkan karena alasan kebencian atas ras dan agama yang terpengaruh peninggalan sejarah atas penaklukan kaum muslimin terhadap Eropa (Andalusia).
Petrach, salah seorang humanis dan dikenal sebagi modernis telah memberikan komentar yang emosional kepada temannya Jean Dondi, ia menulis surat yang berisi hujatannya kepada Ibnu Rusyd (Averroes). Dia menyatakan kebenciannya terhadap ras Arab. Selanjutnya dikatakan bahwa sulit dipercaya kalau ada suatu kebaikan dihasilkan oleh ras Arab. Namun demikian karya-karya Ibnu Rusyd tetap dibaca dan dibahas sepanjang masa.
Ibnu Rusyd dikenal di Eropa sebagai komentator pemikiran-pemikiran Aristoteles, karena itu beliau dijuluki Aristoteles II yang pengaruhnya sangat menonjol pada pendukung Filsafat Skholasik Kristen dan pemikiran-pemikiran sarjana Eropa pada abad pertengahan. Dari abad 12 M sampai dengan abad 16 M, aliran Ibnu Rusyd mendominasi lapangan filsafat di Eropa.
Jika diteliti secara seksama jasa dan sumbangan muslim Andalusia terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa adalah : pertama, telah menyelamatkan warisan kebudayaan klasik Yunani dari ancaman kehilangan dan kemusnahan akibat situasi Eropa pada abad pertengahan, sehingga penyelidikan-penyelidikan ilmu pengetahuan yang dilakukan Aristoteles, Galenus, Ptolemeus, dan kawan-kawan tidak hilang. Jika hal itu terjadi maka dunia akan tinggal kemiskinan seolah-olah ilmu pengetahuan tersebut tidak pernah tercipta. Kedua, Ilmuwan muslim berjasa dalam mengolah dan mengembangkan kebudayaan klasik Yunani dengan menambah unsur-unsur baru, ia kemudian menjadi sumbangan yang besar bagi Eropa hingga benua itu masuk babak baru dengan munculnya masa Renaisance.
Lahirnya universitas-universitas di Eropa seperti, Universitas Solerno (tahun 1000 M), Unuversitas Bologna (tahun 1150 M), Universitas Oxford (tahun 1168 M) mencontoh kurikulum dan pola Universitas Vordova.
Dalam bidang ilmu hayat(biologi),ilmuwan muslim melakukan kajian dan observasi dari karya bangsa Yunani dan menghasilkan Daftar Dioscorides yang berisi tentang 2000 species. Juga dihasilkan Farmapodiai atau sejenis ensiklopedia obat-obatan dari berbagi tumbuh-tumbuhan seperti kamper, daun senn, tamarin, kasia dan mauna. Juga penggunaan gula dan madu diperkenalkan kemasyarakat.
Pertengahan abad 12 M seluruh hasil pikiran ilmuwan  muslim Andalusia di terjemahkan kedalam bahasa latin. Pada abad ini di Andalusia, Ibn Al-Awwam al Ishbili menuli kitab Al-Filaha yang merupakan sintesa semua ilmu pertanian hingga Zamannya, termasuk 585 kultur nikrobiologi, 55 diantaranya tentang pohon buah-buahan. Buku ini sangat berpengaruh di Eropa hingga abad 19 M.
Pada abad 13, Abu al Abbas al-Nabati dari Andalusia mengembangkan metode ilmiah untuk botani, mengatur metode eksperimental dalam menguji, mendeskripsikan, dan mengidentifikasikan berbagai materi hidup dan memisahkan laporan observasi yang tidak bisa diverifikasi.
Muridnya Ibnu al-Baitar (wafat 1248) mempublikasikan Kitab al-Jamifi al-Adwiya al-Mufrada, yang merupakan kompilasi botani terbesar selama berabad-abad. Kitab itu memuat sedikitnya 1400 tanaman yang berbeda, makanan, dan obat, yang 300 diantaranya merupakan temuannya sendiri. Ibnu al-Baitar juga meneliti anatomi hewaan dan merupakan bapak ilmu kedokteran hewan, sampai-sampai istilah Arab untuk ilmu ini menggunakan namanya.
Kemajuan pemikiran Islam tergambar pada realitas bahwa mereka sudah memikirkan ekologi dan rantaian makanan. Al-Jahiz atau nama aslinya Abu Usman Amr Ibn al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri (781-869 M) dalam bukunya Kitab al-Hayawan sudah berteori akan adanya perubahan berangsur-angsur pada mahkluk hidup akibat seleksi alam dan lingkungan. Meski berbeda, pemikiran ini menjadi inspirasi untuk melahirkan teori evolusii bagi Alfred Wallace dan Charles Darwin 1000 tahun kemudian di Eropa. (Ambar, 2010: 95-100).
Ini adalah fakta-fakta yang terkait langsung dengan ilmu pertanian dalam arti sempit. Namun revolusi pertanian yang sesungguhnya terjadi dengan berbagai penemuan lain. Alat-alat untuk memprediksi cuaca, peralatan untuk mempersiapkan lahan, teknologi irigasi, pemupukan, pengendalian hama, teknologi pengolahan pasca panen, sehingga manajemen perusahaan pertanian. Kombinasi sinergi dari semua teknologi itu selalu menghasilkan ekselerasi dan pada moment tertentu cukup besar untuk disebur “Revolusi Pertanian Muslim”
Di Andalusia revolusi ini manaikan 100 persen hasil di tanah yang sama. Kaum muslimin mengembangkan pendekatan ilmiah yang berbasis tiga unsur : sistem rotasi tanaman, irigasi yang canggih, dan kajian jenis-jenis tanaman yang cocok dengan tipe tanah, musim, serta jumlah air yang tersedia. Ini adalah cikal bakal precission agriculture.
Revolusi ini ditunjang juga dengan berbagai hukum pertanahan Islam, sehingga orang yang memproduktifkan tanah menjadi intensif. Tanah tidak lagi dimonopoli kaum feodal dan tak ada petani merasa dizhalimi sehingga malas-malas mengolah tanah. Informasi teknologi pertanian ini disebarkan keseluruh pelosok negeri Andalusia. Kalau Inggris pernah terjadi Revolusi Industri, sedangkan Andalusia pernah terjadi Revolusi Pertanian dengan teknologi yang canggih pada masa itu.
Sistem pertanian ini dicontohkan dan diteruskan oleh seluruh petani-petani Eropa. Sehingga bangsa Eropa mengenai berbagi jenis tanaman penting yang dapat ditanam di wilayah Eropa.
Ketika kesehatan bukan lagi suatu misteri di Andalusia, ilmu kedokteran berkembang secara pesat baik secara preventif maupun kuratif, baik diteknologinya, maupun di manajemennya. Ketika tahun 1000 Mammar ibn Ali al-Mawsili menemukan jarum suntik hypodermic, yang dengannya dia dapat melakukan operasi bedah katarak pada mata. Pada kurun waktu yang sama al-Zahrawi menemukan plester adhesive untuk mengobati luka dengan cepat. Penemuan ini sangat membantu pasukan muslim di medan jihad.
Al Zahrawi juga mengembangkan berbagai jenis anastesi dan alat-alat bedah, yang dengannya antara lain dapat dilakukan operasi curette untuk wanita yang janin dalam kandungannya mati.
Setiap tenaga kesehatan secara teratur diuji kompetensinya. Dokter Khalifah menguji setiap tabib agar mereka hanya mengobati sesuai pendidikan atau keahliannya. Mereka harus diperankan sebagai konsultan kesehatan, dan bukan orang yang sok mampu mengatasi penyakit.
Ini adalah sisi awal untuk mencegah penyakit, sehingga beban setelah sakit jatuh lebih ringan. Di Andalusia dibangun rumah sakit hampir diseluruh kota. Rumah-rumah sakit ini bahkan menjadi favorit para pelancong asing yang ingin mencicipi sedikit kemewahan tanpa biaya, karena seluruh rumah sakit dibiayai oleh Negara. Tapi dihari keempatnya bila mereka tidak sakit disuruh pergi, karena kewajiban menjadi musafir hanya tiga hari. (Amhar, 2010: 85-89).
Banyak masyarakat Andalusia ingin bekontribusi dalam amal ini, Negara memfasilitas dengan membentuk lembaga wakaf yang menjadi mekin banyak fasilitas kesehatan bebas biaya. Fakta ini menunjukan bahwa pada masa itu kesehatan tidak hanya urusan dokter tapi urusan bersama-sama., baik masyarakat maupun Negara. Kemajuan teknologi keshatan ini banyak ditiru oleh para dokter-dokter Eropa.
Kemajuan ilmu pengetahuan alam juga memicu perkembangan teknik industry dan teknologi militer Islam. Kalu kita bukan lembaran-lembaran sejarah, industry di masa kekhalifahan Islam memiliki spectrum yang sangat luas. Teknologi militer telah dipelajari sejak zaman Rasulullah SAW. Pada perang Ahzab Rasulullah SAW menerima usulan membuat parit dari Salman yang berasal dari Persia. Saat itu, bangsa Arab tidak pernah mengenal teknik perang parit. Rasulullah SAW juga mengirim sejumlah sahabat untuk berburu ilmu ke negeri Cina, untuk mempelajari cara membuat masiu. (Amhar, 2010: 72).
Selanjutnya ilmuwan muslim mengembangkan berbagai ilmu dasar teknologi militer sehingga terciptalah bahan peledak. Berdasarkan laporan independen dari Prancis tahun 1228 menyebutkan tentara muslim sudah menggunakan bahan peledak yang dikemas dalam pot-pot tembikar, dilontarkan dengan ketapel raksasa di Perang Salib yang dipimpin Ludwig IV.
Ditemukannya pistol tahun 1220, ditemukannya terpedo pada masa 12 M oleh Hasan Al-Rammah, ditemukannya meriam tahun 1274 yang digunakan Muhammad Al-Fatih dalam menaklukan konstatinopel. Kemajuan teknologi militer ini semua melalui negeri Andalusia diserap oleh ilmuwan Eropa dan dikembangkan sampai terjadinya lomba industri senjata yang puncaknya pada Perang Dunia I dan II.
Kehebatan dan kemuliaan yang terlihat dari kecerdasan ilmiah dan kreatifitas teknologi yang berbasis spiritual (technoscience-spiritual-quitient), yang diperlihatkan para ilmuwan muslim secara umum, ilmuwan muslim Andalusia secara khusus yang mampu mempraktekkan secara sinergis baik dilevel individual, level social kultural, maupun level sistematik struktural seluruh ajaran Islam, yang menghasilkan ledakan peradaban yang dikenal dengan sebutan the golden age (abadkeemasan Islam). Ini semua tidak hanya didukung oleh kesolehan individual, tapi juga ada kesolehan kolektif, dan kesolehan negara.
Melihat fakta-fakta sejarah diatas tergambarkan dengan jelas konstribusi (sumbangan) para ilmuwan muslim Andalusia terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Jadi tak dapat disembunyikan lagi betapa besarnya peranan ilmuwan muslim Andalusia terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa.








KESIMPULAN

1.        Keadaan social, politik, ekonomi Andalusia pada masa sebelum Islam sangat menyedihkan dan tindakan kejahatan sering terjadi. Andalusia merupakan provinsi kekaisaran Romawi. Ketika Kekaisaran Romawi diserbu oleh bangsa Teutonik, keadaan semakin buruk dan negeri tersebut terpecah menjadi beberapa bagian kecil. Suku-suku Teutonik, Vandal dan Visigot (yang disebut terakhir lebih dominan) menancapkan kekuasaannya atas Andalusia dan mendirikan pemerintahan yang sangat tidak efesien dak korup. Mereka tidak toleran terhadap agama selain Kristen. Penduduk yang mayoritas beragama Yahudi sangat tertekan oleh para bangsawan dan pendeta. Bahkan mereka dijadikan budak-budak Kristen setelah gagal melakukan pemberontakan.
Keadaan keilmuwan dan pendidikan di Andalusia pada masa itu sangat jauh ketinggalan dibandingkan dunia seperti negeri Kekhalifahan Islam, negeri India dan negeri Cina. Pada masa itu di Andalusia buku-buku sangat sukar untuk diperoleh. Biasanya orang-orang yamg memiliki buku, maka benda tersebut harus dipersembahkan kepada gereja sebagai promemide animae sune (sebagai sebuah persembahan yang agung). Buku tersebut harus diletakkan di altar gereja guna memperoleh pengampunan. Sebab bagi mereka, mungkin saja didalam buku tersebut tertulis hal-hal yang tidak disukai Tuhan. Bagi mereka apabila ada orang yang berusaha mengumpulkan buku dalam bentuk perpustakaan pribadi, mereka itu telah dianggap perbuatan gila dan sangat berani.
2.        Andalusia bangkit dari keterbelakangan setelah Islam masuk. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan dlam bidang Ilmu Pengetahuan dan teknologi mendekati keberhasilan politiknya.
Khalifah menciptakan peluang bagi ilmuwan dan insinyur untuk menghabiskan waktu mereka sepenuhnya dalam kegiatan riset, penemuan, dan penulis. Selain itu, khalifah sering pula membentuk misi-misi ilmiah untuk melakukan pengamatan, membuat peramalan atau laporan mengenai gejala alam, terkadang pula untuk kepentingan militer. Beberapa tulisan menjelaskan bagaimana daulah (Negara) memanfaatkan penemuan mesiu dan senjata api, Riset di bidang sains dan teknologi tidak banyak berbeda dengan ijtihadi seorang mujtahidi di bidang hukum syara. Keduanya sama-sama mencurahkan pikiran dan tenaga untuk mendapatkan jawaban suatu persoalan. Yang satu persoalan teknis, yang lain persoalan hukum. Mujtahid mencari jawaban itu dari dalil-dalil syara, sedangkan ilmuwan muslim mencarinya dari metode eksperimental (misalnya di bidang ilmu-ilmu pengetahuan) atau metode rasional untuk menurunkan pengetahuan baru dari pengetahuan yang sudah ada (misalnya dibidang fisika teoritik).
3.        Para cendikiawan muslim memberi perhatian terhadap semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subjek-subjek teknologis berdampingan dengan telaah-telaah teoritis. Perpustakaan jadi identitas masyarakat. Tahun 1000 M di Bagdad diperkenalkan AlFihrist (Katalog Pengetahuan). Buku ini terdiri dari 10 jilid dan memuat judul seluruh buku dalam bahasa Arab yang terkait saat itu, baik ilmu astronomi, fisika, kimia, kedokteran. Buku-buku yang masuk catalog itu sudah terjamin mutunya dan menjadi buruan para pengelola perpustakaan, berikut para ahli salinnya, juga para cerdik cendikiaawan yang tidak ingin ilmunya dikatakan orang dibawah standar, hanya karena tidak mengenal buku yang ada di catalog tersebut. Buku yang saat itu masih memakai tulisan tangan tentu saja sangat mahal. Untunglah bagi yang tidak mampu membeli tersedia di perpustakaan yang dapat dipinjam. Maka tertariklah mahasiswa dari Timut dan Barat pada perpustakaan di dunai Islam. Perpustakaan Universitas Cordova di Andalusia memiliki koleksi setengah juta buku.
Dalam bidang mekanik ilmuwan muslim pendahulu menemukan jam dan mereka juga yang meyempurnakan kompas dengan jarum magnetic, hingga dapat digunakan dalam navigasi sekarang. Lahirnya unversitas-universitas di Eropa seperti, universitas Solerno (tahun 1000 M), universitas Bologna (tahun 1150 M), Universitas Oxford (tahun 1168 M), mencontoh kurikulum dan pola universitas Cordova.
Melihat fakta-fakta diatas tergambarkan dengan jelas konstribusi (sumbangan) para ilmuwan muslim Andalusia terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Jadi tak dapat disembunyikan lagi betapa besarnya peranan ilmuwan muslim Andalusia terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa.Andalusia, : Ibnu Bajjah, Abbas Ibnu Fernas, Ibnu Rusyd, Abu al-Qasum, Al-Zahrawi, dan lain-lain.
Diakhir penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan secara gamblang peran ilmuwan muslim Andalusia terhadap awal perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa. Masalah ini diangkat karena dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan alam di abad modern ini, peran serta ilmuwan Islam di Andalusia (ilmuwan muslim) jarang diangkat bahkan sengaja dikubur dalam-dalam. Akibatnya ilmuwan Eropa (Barat) lebih dikenal di seluruh dunia di bandingakan  ilmuwan muslim yang banyak sumbangsihnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan alam.















DAFTAR PUSTAKA

 Thomson, Ahmad.2004. Islam Andalusia : Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan.
        Jakarta : Akbar Media Eka Srana.

  As-Suyuthi, Imam. 2009 .Tarikh Khulafa’ : Sejarah Para Penguasa Islam. Jakarta
Pustaka Al-Kautsar.
      
  Amhar, Fahmi. TSQ Stories,2010: Kisah-Kisah Penelitian dan
Pengembangan Sains dan Teknologi Di Masa Peadaban Islam. Bogor : Al Azhar Perss. 
  
Muhammad, Ibrahim Rabi’.2009. Yang Pertama Berjasa Dalam Sejarah
     dan  peradaban      Islam. Bandung: Mujahid Grafis.

 Ramdan, Aton.2009. Islam dan Astronomi.    Jakarta:   Bee Media indonesia , 
 Baghdadiy, Abdurrahman. Refleksi Sejarah Terhadap       Dakwah     Masa
        Kini. Bogor: Al-Azhar Perss, 2002

 Salam, Burhanuddin.2002. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta:
     PT. Rineka Cipta.

 Fachrudin, Fuad Mohd.1985.Perkembangan Kebudayaan Islam. Jakarta :
      Bulan Bintang.

 Yatim, Badri.1997. Sejarah Kebudayaan Islam I. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pembinaan     Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka

  Ismail, Faisal.1996. Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press,

       Peradaban  Umat Manusia, Jakarta: Rineka Cipta

A-Hasan, Ahmad Y.1993. Teknologi dalam Sejarah Islam. Jakarta : Misan
 Santoso, Slamet Iman, 1977.     Capita Selecta Sejarah Perkembangan Ilmu
pengetahuan, Jakarta :  PT. Sinar Hudaya.    
   
 Hamidi, Rasyid. ,  1991. Sejarah Eropa . Jakarta : Virgina Press
 Notosusanto, Nugroho. 1992. Sejarah Nasional Indonesia Jilid V,  Jakarta :
Penerbit balai Pustaka

  Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah, Jakarta : Penerbit
         Logo Cahaya Ilmu.