ABSTRAK
Andalusia
(Andalus) terletak dipersimpangan antara Barat dan Timur merubah nama Arab
untuk Jazirah Liberia pada massa sekarang, di kenal sebagai Spanyol dan
Portugis. Keadaan sosial, politik ekonomi Andalusia pada massa sebelum Islam
sangat menyedihkan dan tindakan kejahatan sering terjadi. Keadaan sosial Andalusia
secara Structural sangat rapuh yang terbagi dalam tiga kelas, bangsawan, kelas
menengah dan kelas bawah, mayoritas penduduk dibiarkan hidup dalam kemiskinan
dan penderitaan. Keadaan keilmuan Islam, India dan Cina, kalau ada orang-orang
punya buku harus dipersembahkan kepada Gereja sebagai suatu pengampunan,
khawatir dalam buku itu tertulis hal-hal tidak disukai Tuhan, bagi mereka
apalagi ada orang yang berusaha mengumpulkan buku itu telah dianggap perbuatan
gila dan sangat berani. (al Bagdaly, 2002 hal 62). Copernicus dan Galileo
dihukum mati karena dianggap menyeleweng dan sombong terhadap Doktrin yang
sudah baku nasib mereka ditentukan oleh sajian minum racun dan tiang gantungan
dan akhirnya kaum terpelajar memberontak tidak percaya doktrin-doktrin Gereja. Andalusia
bangkit dari keterbelakangan setelah Islam masuk dalam bidang politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Faham Intelektual melahirkan kebangkitan ilmiah dan
pembangunan fisik dibawah pemerintah Islam seperti kebangkitan Filsafat,
kebangkitan Ilmu, kemegahan pembangunan fisik . perkembangan ilmu pengetahuan
alam di Andalusia tradisi Islam dalam keilmuan, manajemen Reset para Ilmuan
Muslim, perpustakaan jadi identitas. Peranan-peranan Ilmuan Muslim Andalusia
seperti Ibn Bajjh dalam filsafat dan kedokteran, Abbas ibnu Farnas dalam ilmu
kimia, fisika, kedokteran, astronomi dan juga seoarang sastrawan. Alat terbang
dan lain-lain. Ibnu Rusyd Mujtahid dalam fikih, fisikawan, aspek hukum dalam
kedokteran, astronomi, Abu al-Qasum al-Zahrawi bapak ilmu Bedah Modern darah,
bidang embriologi, Abu al-QusimSa’s Ibnu Ahmad al Andalus ahli sejarah,
matematik dan astronomi, Abu Abdulloh ahli ilmu bumi dan ahli
sastra,menggambarkan peta dunia diatas bola dari perak, Abu Hamid Muhammad
al-Mazim al-Andalusia mengarang buku perbekalan pikiran dan perbekalan
keajaiban. informasi bagi ilmu alam. Ibrahim Ibnu al- Zarqoli seorang astronomi
dan kehebatannya hingga sampai ke Eropa dalam astronomi,al-Majrithi seorang
ahli astronomi, ahli hitung, kedokteran. Perkembangan selanjutnya ilmu,
Andalusia temuan Kaca Pembesar ,Hasan ali Haitan telah memberikan inspirasi
kepada Bacon dan Kaptennya menemukan teleskop dan microskop, Ibnu Farnas
percobaan untuk dapat terbang alvien dan Wlburg Weght mencoba membuat pesawat
terbang di Eropa teknologi kincir angin dalam buku baru musa dan Ibnu al-awwan
mengeluarkan sistem pertanian dan lainnya.
BAB
I
PENDUHULUAN
A. Latar
belakang
Awalnya Andalusia adalah sebuah
Negara Kristen yang pada tahun 710 M dibebaskan oleh pasukan muslim dibawah pimpinan
Thariq bin Zigas, merupakan putra suku Ashadaf, suku Barbar, penduduk asli Al-Atlas,
Afrika Utara. Lahir sekitar tahun 50 H. dan salah satu panglima perang islam
pada masa pemerintahan Khalifah Walid Bin Abdul Malik atau Al Walid I (705-715)
dari Bani Umayah.
Pada Bulan Rajab 97 H / Juli 711 M,
mendapat perintah dari Gubernur Afrika Utara, Musa Bin Nusyair untuk mengadakan
penyerangan ke Semenanjung Andalusia (Semenanjung Iberia yang sekarang meliputi
wilayah Spanyol dan Portugal). Bersama 7000 pasukannya, Thariq Bin Zigas
menyebrangi Selat Gibraltar (berasal dari kata “Jabal Thariq yang berarti
Gunung Thariq) menuju Andalusia.
Setelah meraih kemenangan, Thariq
Bin Zigas menulis surat kepada Musa Bin Nusyair, mempersembahkan kemenangan
kaum muslimin itu, dalam suratnya dia menulis : “Saya telah menjalankan
perintah anda. Allah telah memudahkan kami memasuki negeri Andalusia.”
Para Orientalis Barat banyak memiliki persepsi yang
salah dalam memahami makna jihad umat Islam, seolah-olah muslim hanya
memberikan dua tawaran bagi musuhnya yaitu masuk Islam atau perang. Jihad dalam
Islam memberi penawaran untuk masuk Islam atau tunduk pada aturan Islam
walaupun tidak masuk Islam. Bangsa yang telah menyerah, dan mau tunduk dalam
aturan pemerintah Islam akan mendapat perlindungan dan perlakuan yang sama
dengan orang Islam dari Pemerintah Islam. Sedangkan yang tidak mau tunduk
aturan pemerintah Islam bahkan melakukan permusuhan akan diperangi.
W. Montgoery Watt seorang sejarawan
Barat beraliran konservatif mencoba meluruskan persepsi yang keliru itu dalam
bukunya “Sejarah Islam di Spanyol”. Ada perbedaan konsep penaklukan dalam Islam
dengan konsep penaklukan dalam bangsa Eropa (Barat). Peperangan dalam Islam
adalah untuk menghidupkan manusia bukan untuk memusnahkan dan memeras mereka.
Itu sebabnya kitak kaum Muslimin memenangkan perang dan menguasai wilayah
Andalusia tidak bertujuan untuk menjajahnya. Beberapa tahun kemudian membangun
Andalusia menjadi negeri yang tersohor di seluruh Eropa pada waktu itu. Berbeda
dengan bangsa Eropa, dimana tujuam berperang menaklukan daerah adalah untuk
menguasai wilayah tersebut dan menjajahnya. Itu terlihat dalam sejarah penaklukan
bangsa Eropa di negeri-negeri Islam dan sejarah Imperialisme barat ke wilayah
Asia, Afrika, Amerika dan Australia.
Penaklukan negeri Andalusia oleh
pasukan Islam dalam beberapa tahun kemudian lahirnyaAndalusia sebagai negeri
yang maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Temuan-temuan para ilmuan
muslim pada zaman itu sangat revolusioner, jauh sebelum Wilbut Wright dan
Oliver menemukan pesawat abad 20. Usaha menemukan alat transportasi penerbangan
sudah dilakukan oleh.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi Masalah di
atas maka peneliti perlu membatasi permasalahan yang diteliti. Sesuai
pertimbangan peneliti maka permasalahan penelitian ini difokuskan pada,
Ilmuan Muslim Andalusia dan perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam di Eropa 711 M-1212.
C. Perumusan masalah
1. Bagaimanakah
keadaan Andalusia sebelum masuknya Islam di Andalusia.
2. Bagaimanakah
keadaan Andalusia setelah dibawah kekuasaan Islam.
3. Sejauh
manakah dampak Ilmuwan Muslim Andalusia dalam perkembangan ilmu pengetahuan
alam di Eropa
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mendeskripsikan keadaan Andalusia sebelum masuknya Islam di Andalusia.
2. Untuk
mendeskripsikan Andalusia setelah dibawah kekuasaan Islam.
3. Untuk
medeskripsikan sejauh manakah peran ilmuwan Muslim Andalusia dalam perkembangan
ilmu pengetahuan alam di Eropa
E. Metode Penelitian
Manurut Nana Syaodih Sukmadinata
(2005 : 5), metode penelitian adalah sebagi berikut :
“Suatu proses pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan secara sistematis dan logis untuk mancapai tujuan-tujuan tetentu.
Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental,
dan interaktif maupun non interaktif”.
Dalam penelitian sejarah digunakan
metode penelitian deskribtif. Metode penelitian deskribtif adalah “merupakan
paparan (deskriptif) informasi tentang suatu gejala, peristiwa, kejain
sebagaimana adanya”. (Suhardjono, 2007: 56).
Dalam melakukan penelitian sejarah
ini penulis menempuh tahap-tahap dalam penelitian sejarah, yaitu sebagai
berikut :
1.
Heuristik
Heuristik adalah tahap pengumpulan sumber-sumber
sejarah. Sumber-sumber sejarah yang digunakan berupa buku-buku atau artikel
yang sesuai dengan penelitian ini.
2.
Kritik Sumber
Sumber buku untuk penulisan penelitian ini adalah
sumber-sumber yang telah terlebih dahulu dinilai keabsahannya, baik melalui
kritik intern maupun kritik ekstern. Kritik intern menilai kridibilitas data
dalam sumber (buku), sedangkan kritik ekstern menilai bahwa sumber itu benar-benar
sumber yang sangat diperlukan, dengan kata lain kritik ekstern menilai
keakuratan sumber.
3.
Interpretasi
Interpretasi adalah langkah penafsiran, baik secara
analisis maupun sistesis terhadap sumber-sumber data yang telah dikumpulkan.
Karena penulis dalam penyusunan penelitian ini menggunakan sumber skunder, maka
pada tahap ini penulis membandingkan beberapa sumber, seperti buku atau
artikel, yang mana di antaranya yang interpretasinya lebih mendekati kebenaran.
4.
Historiografi
Historiografi adalah tahap terakhir dari tahap
kegiatan penelitian sejarah, dimana kegiatannya adalah menuliskan kembali
peristiwa sejarah yang menjadi judul pembahasan dalam penelitian ini,sehingga
menjadi sebagai kisah dan sebagai ilmu.
F.
Teknik
Pengumpulan Data
penelitian ini menggunakan analisis
isi atau yang lebih dikenal adalah analisis dokumen, yakni sebuah analisis
secara sistematis terhadap catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagai data.
Di dalam kegiatan teknik penelitian ini dengan menempuh langkah-langkah sebagi
berikut :
1.
Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, dilakukan studi kepustakaan
dengan cara mengkaji buku-buku sejarah, artikel, kamus, ensiklopedia, dan
sebagainya yang berkenaan dengan permasalahan yang teliti.
2.
Evaluasi Data
Dengan langkah ini, penulis mengevaluasi atau
melakukan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah dari beberapa buku, artikel,
ensiklopedia dan lain sebagainya, sehingga diharap mendapatkan gambaran umum
yang objektif dari data yang diperoleh.
3.
Verifikasi Data
Dengan verifikasi data ini penulis melakukan
pengkajian dan pengujian data secara rinci untuk memperoleh data yang valid dan
akurat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
4.
Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan adalah bertujuan
untuk menetapkan hasil temuan data secara sistematis berdasarkan evaluasi dan
verifikasi data. Dengan demikian hasil temuan itu dapat dipertanggungjawabkan
tingkat kebenarannya.
G. Teknik Pencatatan Data
Dengan langkah ini penulis
melakukan pencarian dan pengumpulan berbagai jenis buku dan artikel yang dapat
mengungkapkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Agar memperoleh
informasi yang valid dan kredibel serta memiliki kelayakan materi, data yang
dicari dan dikumpulkan adalah merupakan sumber data sekunder, yaitu data yang
telah diolah dan diinterpretasi oleh beberapa ahli sejarah, kemudian di
pelajari, kritisi dan ditafsirkan kembali.
H. Teknik Analisa data
Penelitian ini disusun berdasarkan
studi kepustakan dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menganalisis
sumber-sumber data, baik sumber utama maupun sumber pendukung kemudian
ditafsirkan.
Setelah mengumpulkan data yang
sesuai dengan landasan teori, maka diadakan analisa data hasil pengumpulan /
pencarian sumber menggunakan teknik analisa isi (content) dan analisa
deskriptif (pemaparan) dibagi dalam kelompok-kelompok, yaitu :
1.
Tulisan/deskripsi sekitar Andalusia
sebelum Islam masuk, keadaan social, ekonomi, dan politik pada saat itu.
2.
Tulisan/deskripsi proses masuknya Islam
di wilayah Andalusia dan jasa tiga tokoh yang berperan dalam penaklukan
Andalusia.
3.
Tulisan/deskripsi keadaan Andalusia
dibawah kekuasaan pemerintahan Islam, perubahan, dan perkembangan yang terjadi
di Andalusia.
4.
Tulisan/deskripsi perkembangan ilmu
pengetahuan alam di Andalusia, karena tradisi Islam dalam keilmuan, kehebatan
manajemen riset para ilmuwan muslim, dan perpustakaan menjadi identitas dalam
kehidupan masyarakat Andalusia.
5.
Tulisan/deskripsi sepakterjang para
tokoh ilmuwan muslim Andalusia dibidang pengetahuan alam dan konstribusinya
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa.
BAB
II
HASIL
PENELITIAN
1.
Keadaan Andalusi sebelum Islam berkuasa
Andalusia (Andalus) Merupakan nama
Arab untuk jazirah Iberia yang sekarang
dikenal sebagai Spanyol dan Portugis. Orang-orang mendiami Andalusia jauh
sebelum kedatangan bangsa Goth dan bangsa Vandal, adalah bangsa Celtik yang
mendahului keduanya.
Beberapa keluarga bangsa Yahudi
paling terhormat pindah dari Palestina ke Andalusia dalam rangka melarikan diri
dari serbuan tentara Raja Nebuchadnezzar yang menginvasi kerajaan kuno Judah
dan mengahancurkan Kuil Sulaiman pada tahun 586 SM. Bangsa Yunani dan Romawi
juga mendiami Andalusia, dan menjadi makmur disana, sebab pada waktu itu
Andalusia merupakan tempat yang memiliki cadangan emas dan perak yang melimpah.
(Thomson, 2004: 3).
Andalusia terletak di persimpangan
antara barat, dan timur, sekaligus utara dan selatan dan sangat mungkin ada
beragam bangsa yang mendiami atau melewati pada saat itu. Kaum muslimin pertama
yang benar-benar mendarat di Andalusia sudah lebih dari enam puluh tahun
sebelumnya (sebelum menaklukan Andalusia oleh kaum muslimin), yaitu pada masa Kekhalifahan
Sayyidina ‘Utsman Ra. Sekitar tahun 648 M.
Keadaan social, politik, ekonomi
Andalusia pada masa sebelum Islam sangat menyedihkan dan tindakan kejahatan
sering terjadi. Andalusia merupakan provinsa kekaisaran Romawi. Ketika
kekaisaran diserbu oleh bangsa Teotinik, keadaan semakin buruk dan negeri
tersebut terpecah menjadi beberapa bagian kecil. Suku-suku Teutonik, Vandal dan
Visigot (yang disebut terakhir lebih doninan) menancapkan kekuasaannya atas
Andalusia dan mendirikan pemerintahan ysng sangat tidak efesien dan korup.
Mereka tidak toleran terhadap agama selain Kristen. Penduduk yang mayoritas
beragam Yahudi sangat tertekan oleh para bangsawan dan pendeta. Bahkan mereka
dijadikan budak-budak Kristen setelah gagal melakukan pemberontakan.(Yatim,
1997: 287).
Kaum Goth Arya yang pernah mendiami
Andalusia telah terbunuh ataupun diusir oleh orang-orang Khatolik Roma. Lebih
jauh persekusi terhadap Kaum Yahudi pada saat itu sangat gencar-gencarnya
setelah peristiwa pemberontakan Bangsa Yahudi berhasil dilumatkan dengan kejam
oleh penguasa Andalusia pada saat itu dipangkuan Raja Roderick dibawah suatu system feodal dekaden yang disponsori
oleh Gereja Resmi Khatolik Roma. Sebagian besar penduduk sangat tidak
puasdengan status quo quo yang ada.
Bukan hanya mereka yang siap mengulurkan tangan membantu kaum muslimin ketika
datang ke Andalusia, tetapi juga pemimpin mereka yang bernama Ilyan (Julian),
yang dengan aktif membantu kaum Muslimin dalam melakukan strategi penyerangan
ke Andalusia,
Ilyan saat ini menjadi Gubernur
Tangier dan Ceuta dibawah naungan Raja Roderick, mengirim putrinya untuk
dididik di Todelo yang saat itu merupakan ibukota Visigothic. Roderick jatuh
cinta pada putrinya itu tetapi ditolak, dan kerena itu memperkosanya. Ketika
Ilyan mendengar berita ini, ia pergi ke Qayrawan mendekati Musa Ibnu Nusyair,
Gubernur Muslim di Afrika Utara, menceritakan kejadian tentang putrunya, dan
bernafsu sekali untuk membalas dendam terhadap musuhnya. Ia menyerukan Musa
Ibnu Nusyair untuk menyerang Andalusia. (Thamson. 2004:15).
Keadaan social Andalusia secara
structural sangat rapuh. Bangsa itu terbagi dalam tiga kelas. Kelas bangsawan
merupakan kelas yang diistimewakan dan dibebaskan dari kewajiban membayar
pajak. Kelas menengah dan kelas bawah yaitu mayoritas penduduk yang dubiarkan
hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.
Keadaan keilmuan dan pendidikan di
Andalusia pada masa itu sangat jauh ketinggalan dibandingkan dunia lain seperti
negeri Kekhalifhan Islam, negeri India dan negeri Cina. Pada masa itu di
Andalusia buku-buku sangat sukar untuk diperoleh. Biasanya orang-orang yang memiliki
buku, maka benda tersebut harus dipersembahkan kepada gereja sebagai promemide animae sune (sebagai sebuah
persembahan yang agung). Buku
tersebut harus diletakkan di altar gereja guna memperoleh pengampunan. Sebab
bagi mereka, mungkin saja didalam buku tersebut tertulis hal-hal yang tidak
disukai Tuhan. Bagi mereka apabila ada orang yang berusaha mengumpulkan buku
dalam bentuk perpustakaan pribadi, mereka itu telah dianggap perbuatan gila dan
sangat berani.(Al Baghdadiy. 2002:62).
Sebagian besar masyarakat Eropa
terpaku pada kata kata Paulus yang berbunyi: “apakah Tuhan tidak mengatakan
bahwa pengetahuan dunia ini sebagai hal yang tercela?” satu satunya sumber
kebenaran untuk kaum Nasrani adalah kitab suci. karena itulah meski Romawi
mewarisi peradaban tua dari Yunani dan Mesir,lalu mereka membuangnya sejak
beralih keagamaan Nasrani. Perpustakaan Alexsandria yang sangat tua dibakar
habis. Andai kata tidak ada kaum muslimin yang rajin memunguti sisa sisa ilmu
bangsa yunani dan mesir lalu menerjemahkan dan mengkoleksinya di perpustakaan,
barang kali kita sekarang ini tidak pernah lagi mengetahui tentang hukum hidrotastitis achimides atau geometri
euklides.
Kita lantas bisa memaklumi mengapa
gereja adalah lembaga keagamaan (sekaligus lembaga pemerintahan yang bersekutu
dengan kaum feoldal) yang di anggap berlaku sewenang-wenang oleh kaum
intelektual Nasrani. Bagi mereka,doktrin gerejaadalah suatu yang tidak boleh di
bantah. Sudah lama masyarakat Nasrani menyimpan kegeramannya melihat
sewenang-wenangan gereja. Dalam catatan sejarah, sudah termansyur bagaimana
Copericus dan Galileo galilei di hukum mati hanya karena mereka di anggap
menyeleweng dan sombong terhadap doktrin gereja yang sudah baku. Terpaksa nasib
mereka ditentukan oleh sajian minimum beracun dan tiang gantungan . sebuah
kesewenang-wenangan yang sangat menyebalkan dan menimbulkan dendam kusumat.
Dalam sejah tercatat, kita membaca betapa pada akhir nya gereja di haru biru
oleh ulah nya sendiri, kaum terpelajar memberontak tidak percaya
doktrin-doktrin gereja, dan bahwa tidak mau tahu dengan gereja. kesohorlah
pemberontak yang dilkukan oleh golongan intektual terhadap gereja dalam bentuk Revolusi Prancis dan Zaman
Pencerahan(renaissance).
2.
Proses
maksudnya Islam ke Andalusia
Andalusia diduduki umat Islam pada zaman Khalifah
Al-Walid (705-715 M), salah seorang Khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Sebelum penaklukan Andalusia, umat islam telah menguasai Afrika Utara
dan menjadikanya salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di jaman Khalifah Abdul Malik(685-705 M). Khalifah Abdul malik
mengangkat Hasan Ibn Nu’man A-Ghassani menjadi gubernur daerah itu. Pada masa
Khalifaj Al –Walid, Hasan Ibn Nu’man di gantikan Musa Ibnu Nushair.(Yatim. 1997
: 402).
Gubernur Ilyan dari Tanger yang
dendam terhadap penguasa Andalusia, meminta bantuan kepada penguasa Afrika
Utara yaitu Gubernur Musa Ibn Nushai. Dalam proses Andalusia terdapat tiga
pahlawan Islam yang dapa dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan
pasukan kesana. Mereka adalah Tharif Ibnu Malik, Thariq Bin Ziyad dan Musa Ibnu
Nushair. Tharif ibnu Malik dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia
menyebrangi selat yang berada diantara Maroko dan Benua Eropa itu dengan
pasukan perang. 500 orang diantaranya adalah tentara berkuda. Mereka menaiki
empat buah kapal yang disediakan oleh
Ilyan. Dalam penyerangan itu Tharif tidak mendapatkan perlawanan yang berarti.
Dia pulang dengan membawa kemenangan (Yatim. 1997:403).
Musa Ibnu Nushair pada tahun 711 M
mengirimkan pasukan ke Andalusia sebanyak 7.000 orang di bawah pimpinan Thariq
Bin Ziyad. Belia merupaka putra suku Ashadaf, suku Barbar, penduduk asli
Al-Atlas, Afrika Utara. Ia lahir sekitar tahun 50 Hujriyah. Pada bulan Rajab
97/ Juli 711 M, Thariq Bin Ziyad berangkat ke semenanjung Andalusia, bersama 7.000
pasukannya menyeberangi selat Gibraltar. (berasal dari kata Jabal Thariq yang
beerarti Gunung Thariq) menuju andalusia.
Setelah armada tempur lautnya
mendarat di pantai karang, beliau berdiri diatas bukit karang dan berpidato.
Thariq Bin Ziyad memerintah anak buahnya membakar semua kapal yang membawa
seluruh awak pasukannya, kecuali sebuah kapal kecil yang diminta pulang untuk
meminta bantuan tambahan pasukan.beliau mengatakan,”Kita datang kesini tidak
untuk kembali, kita hanya memiliki dua pilihan, menaklukan negeri ini dan
menetap disini serta mengembangkan ajaran Islam atau kita semua binasa (mati
syahid)”. Pidato ini membakar semangat Jihad pasukannya. Mereka segera menyusun
pasukannya untuk menyerang pasukan Kerajaan Visigoth dibawah pimpinan Raja Roderick.
atas pertolongan Allah SWT. 100.000 pasukan Visigoth tumbang ditangan kaum
Muslimin yang hanya berjumlah 7.000. Raja Roderick pun menemukan ajalnya di
medan pertempuran ini.
Setelah Thariq Bin Ziyad berhasil
memenangkan peperangan di Bakkah tersebut, terus menaklukan kota-kota
terpenting Andalusia seperti Cordova, Granada, Todelo (ibukota kerajaan
Visigoth). Setelah meraih kemenangan, Thariq Bin Ziyad mengirimkan surat ke
Musa Ibnu Nashair, mempersembahkan kemenangan kaum musllimin itu. Dalam surat itu
dia menulis “Saya telah menjalankan perintah anda. Allah telah memudahkan kami
memasuki Negeri Andalusia”.
Setahun kemudian, Musa Ibnu Nashair
merasa perlu melibatkan diri dalam pertempuran dengan maksud membantu
perjuangan Thariq Bin Ziyad. Dengan pasukan yang besar, ia menyeberangi selat
itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukan. Setelah beliau
dapat menaklukan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan
penguasa Gothic, Thoedimir di Ovihuela, ia bergabung dengan Thariq Bin Ziyad.
Selanjutnya, mereka berhasil menguasai seluruh Andalusia mulai dari Saragosa
sampai Navarre.
Sungguh suatu keberhasilan yang
luar biasa, Musa Ibnu Nashair dan Thariq Bin Ziyad berencana membawa pasukan
terus ke Utara untuk menaklukan daerah Eropa, karena pada waktu itu tidak ada
kekuatan dari manapun yang bisa menghadapi mereka. Namun niat tidak
terealisasikan karena Khalifah Walid Bin Abdul Malik memanggil mereka berdua
pulang ke Damaskus. Thariq Bin Ziyad pulang terlebih dahulu, sementara Musa Ibnu
Nashair menyusun pemerintahan baru di Andalusia.
Perluasan wilayah selanjutnya
terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Abdul Azis (717-720 M).
sasarannya adalah daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan.
Pasukan dipimpin oleh Al Salam, tapi dia gagal dan terbunuh. Penggantiannya,
Abdurrahm.
3.
Keadaan
Andalusia dibawah kekuasaan Islam
Andalusia bangkit dari
keterbelakangan setelah Islam masuk. Kebangkitan ini bukan saja terkait dalam
bidang politik, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan kemajuan dalam bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi mendekati
keberhasilan politiknya.
Andalusia adalah negeri yang subur.
Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya
banyak penghasilan pemikir. Masyarakat Andalusia sangat majemuk terdiri dari
komunitas-komonitas Arab, Al-Muwalladun
(orang Spanyol masuk Islam), Al-Shaqalibah
(tentara bayaran dari bangsa Konstantinopel dan Bulgaria), Yahudi, Kristen Muzared (Kristen yang berbudaya Arab), dan Kristen yang
masih menentang. Semua komonitas ini (kecuali yang terakhir) memberikan saham
intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan
kebangkitan ilmiah dan pembangunan fisik dibawah pemerintah Islam.
a.
Kebangkitan
Filsafat
Islam
di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat filsafat
dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan
penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad Ibn Abd al-Rahman (832-886 M).
Atas
inisiatif Al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari
Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan
universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani
Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk malahirkan filosof-filosof besar
pada masa sesudahnya.
Tokoh
utama pertama dalam sejarah filosof Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad Ibn
Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia
pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M
dalam usia yang masih muda. Seperti Al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah
yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr
Ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di Timur Granada dan
wafat pada usia lanjut tahun 1185. Ia banyak menulis masalah kedokteran,
astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi
saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang
filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M
mnainggal tahun 1198 M. ciri khassnya adalah kecermatan dalam menafsirkan
naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun
tentang keserasiaan filsafat dan agama. Dia juga ahli Fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujatahid (Yatim,
1997:414-415).
b.
Kebangkitan
Ilmu
Ilmu-ilmu kedokteran, music,
matematika, ilmu pengetahuan alam dan lain-lain juga berkembang dengan baik.
Abbas ibn Farnas dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama
menemukanpembuatan kaca dari batu. Ibrahin Ibn Yahya Al-Naqqsh terkenal dalam
ilmu astronomi. Ia dapat menemukan waktu terjadinya gerhana matahari dan
menemukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat
menemukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad Ibn dari Cordova
adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-hasan binti Abi Ja’far dan saudara
perempuannya al Hafiz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
(Yatim, 2002: 102).
c.
Kemegahan
Pembangunan Fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat
perhatian muslim Andalusia sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan, dan
pasar-pasar di bangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi
diperkenalkan. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier dan
jembatan-jenbatan air didirikan. Tempat-tempat tinggi dengan begitu juga
mendapat jatah air.
Di perkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam
digunakan untuk mengecek curah air, waduk dibuat untuk konservasi (penyimpanan
air). Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air asal
Persiayang dinamakan na’urah.
Disamping itu, muslim Andalusia memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan
taman-taman.
Industri, disamping pertanian dan
perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi Andalusia. Diantaranya
adalah tekstil, kayu, kulit, logam dan industri barang-barang tembikar.
Namun demikian, pembangunan fisik yang menonjol adalah
pembanguanan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, mesjid, pemukiman,
sekolah, universitas, dan tamn-taman. Contohnya pembangunan Mesjid Cordova,
Kota Al-zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, Istana Al makmum,
Istana Al-Hamra di Granada.(Yatim, 2002: 103).
4.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Alam di Andalusia
Dalam masa dari tujuh abad
kekuasaan Islam di Andalusia, umat Islam telah mencapai kejayaannya disana,
banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan
seluruh dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
a.
Tradisi
Islam dalam Keilmuwan
Adanya kewajibandalam ajaran Islam
untuk menuntut ilmu bagi muslimin dan muslimah. Masyarakat Islam dituntut oleh
sabda Nabinya, yang antara lain berbunyi : “Barang siapa yang meninggalkan
kampung halamannya untuk mencari ilmu, dia seperti sedang pergi jihad
fisabilillah. Tinta seorang pelajar adalah lebih mulia daripada darah seorang
syuhada. Ilmu itu ternak kaum muslimin yang hilang, maka dimana saja kamu
dapatkan, ambilah, sekalipun dari lisan orang kafir. “ Ajaran Islam ini telah
tampak di Andalusia sejak awal abad 9 M. di wilayah ini anak-anak para
pangeran, pejabat, atau orang terhormat harus belajar. Mereka belajar dari
salinan terjemahan karya ilmiah Yunani dan India.
Lalu munculah buku-buku pengajaran
bahasa Arab pertama di Andalusia yang berasal dari Baghdad, ibukota
Kekhalifahan Abbasiyah. Belajar bukan hanya hak kelompok elit semata. Anak-anak
para pedagang dan keluarga kerajaan mendapatkan buku-buku dari orang tuanya
yang kaya.
Melihat keinginannya yang besar
untuk belajar, khalifah akhirnya mendukung kegiatan-kegiatan ilmiah dengan
membiayai pendirian sebuah perpustakaan penting untuk menyediakan beraneka
macam buku. Inisiatif khalifah untuk memajukan pendidikan dengan membangun
banyak perpustakaan akhirnya meningkatkan perkembangan kegiatan ilmiah
dikota-kota utama Andalusia.
Santunan bagi ilmuwan dan insinyur
merupakan kebijakan yang selalu dipertimbangkan khalifah. Tradisi ini kemudian
disepakati secara luas diseluruh daerah kekuasaan Islam termasuk di Andalusia.
Disemua Akademi, Perpustakaan, Madrasah, Rumah Sakit, dan Observatorium segala
kebutuhan finansialnya selalu dipenuhi oleh khalifah, agar para ilmuwan dapat
mencurahkan waktu mereka sepenuhnya pada kegiatan belajar dan riset. Mereka
menerima gaji dan diberi uang pensiun. Santunan ini bahkan tidak hanya terbatas
untuk para pelajar dalam sebuah instansi, tetapi juga diberikan pada berbagai
lingkungan lain.
Khalifah menciptakan peluang bagi
ilmuwan dan insinyur untuk menghabiskan waktu mereka sepenuhnya dalam kegiatan
riset, penemuan, dan penulisan. Selain itu, khalifah sering pula membentuk
misi-misi ilmiah untuk melakukan pengamatan, membuat peramalan atau laporan
mengenai gejala alam, terkadang pula untuk kepentingan militer. Beberapa
tulisan menjelaskan bagaimana daulah (Nagara) memanfaatkan penemuan masiu dan
senjata api.
Kita dapat membayangkan betapa
semangat besar untuk melakukan riset dan penemuan yang menyebar dikalangan
ilmuwan dan insinyur pada waktu itu. Penemuan dan penelitian waktu itu biasanya
melalui urutan kejadian sebagai berikut : Sebuah selat muncul dan dikembangkan
karena penemuannya yang pertama meneruskan hasil karyanya kepada seorang murid.
Penerus ini menguji alat tersebut secara kritis. Kemudian melengkapinya sedapat
mungkin. Proses ini berlangsung terus sehingga alat tersebut mancapai
kesempurnaan.
Beberapa kota yang pendidikan dan
ekonominya maju pada masa itu antara lain : Ordova, Toledo, Sevilla, Saragosa,
dan Valencia. Selama sepertiga abad 9 M dan abad ke 10 M kegiatan belajar
mengajar dan penelitian berkembang pesat terutama dalam biang metematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Masa pemerintahan Abd Al Rahman Al
Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd Al Rahman Al Ausath, Muhammad Ibn Al Rahman,
Munzir Ibn Muhammad, dan Abdullah Ibn Muhammad di Andalusia memperoleh
kemajuan-kemajuan, baik di bidang politik maupun peradaban. Abd Al Rahman Al
Dakhil mendirikan mesjid-mesjid di Cordova dan sekolah-sekolah dikota-kota
besar Andalusia. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hakam
dikenal sebagai pembaharuan dalam kemiliteran. Abd Al Rahman Al Ausath dikenal
sebagai penguasa yang cinta ilmu. Ia mengundang para ahli dari dunia Islam
lainnya untuk datang ke Andalusia sehingga ilmu pengetahuan Andalusia mulai
semarak.
Masa kekuasaan Abd Al Rahman Al
Natshir, Andalusia mencapai puncak kejayaan menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah
di Baghdad. Beliau mendirikan universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki
koleksi ratusan ribu buku,. Pada masa ini masyarakat dapat manikmati
kesejahteraan, kemakmuran, dan pendidikan. Situasi dan kondisi politik stabil
maupun tidak stabil tidak mempengarui kehidupan intelektual di Andalusia.
Kehidupan intelektual terus berkembang.
b.
Manajemen
Riset Para Ilmuwan Muslim
Riset dibidang sains dan teknologi
tidak banyak berbeda dengan ijtihad
seorang mujtahid di bidang hukum syara’. Keduanya sama-sama
mencurahkan pikiran dan tenaga untuk mendapatkan jawaban suatu persoalan. Yang
satu persoalan teknis, yang lain persoalan hukum. Mujtahid mencari jawaban itu
dari dalil-dalil syara’, sedangkan ilmuwan muslim mencarinya dari metode eksperimental (misalnya di bidang
ilmu-ilmu pengetahuan) atau metode rasional untuk menurunkan
pengetahuan baru yang sudah ada (misalnya dibidang fisika teoritik).
Para cedikiawan muslim memberi
perhatian terhadap semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu
terapan dan subjek-subjek teknologis berdampingan dengan telaah-telaah
teoritis, ini tampak misalnya dalam Al-I’lam
bimanaqib al-Islam karya Al-Amiri (wafat 991 M). Dalam menggambarkan
mekanika atau rekayasa beliau menuliskan : “Mekanika adalah disiplin yang
menerapkan matematika dan ilmu alam. Mekanika memampukan seseorang mengambil
air yang tersuruk dibawah tanah, juga mengangkat air dengan kincir atau air
mancur, mengangkut barang-barang berat dengan sedikit tenaga, membangun
lengkungan jembatan diatas sungai yang dalam dan melakukan banyak hal lain,
yang jika disebut semua membutuhkan banyak ruang”.
Ilmuwan mendapat kedudukan yang
tinggi. Para khalifah dan sultan dekat dan hormat kepada mereka. Dan ilmuwan
disaat itu berani menyampaikan fakta ilmiah, sekalipun boleh jadi bertentangan
dengan opini masyarakat atau penguasa. Contohnya : Al Haitsam akhirnya
menyimpulkan bahwa dengan teknologi saat itu Sungai Nil mustahil dibendung,
yang artinya proyek sultan Mesir harus dibatalkan. Akibat sikapnya ia mengalami
tahanan rumah dan dianggap gila. Selama pura-pura gila, Al Haitsam tak berhenti
melakukan penelitian dan menghasilkan kitab tentang Dasar-dasar Optika.
Secara umum, meski penguasa politis
silih berganti, namun komitmen terhadap dunia ilmiah nyaris tidak berubah. Para
ilmuwan tetap disediakan dana yang nyaris tak terbatas, selama hasil penelitian
mereka sebelumnya terbukti dapat diterapkan secara praktis. Bahkan dibidang
ilmu dasar seperti astronomi pun para peneliti wajib menjadikan masyarakat
paham tentang ilmu. Karena itu majelis-majelis sains dan teknologi ramai
dikunjungi masyarakat. Karena itulah orang-orang kaya juga terpancing ikut
mensponsori penelitian. Wakaf suatu perpustakaan atau laboratorium menjadi
trend. Sultan dan masyarakat kaya lainnya bersaing agar namanya diabadikan
menjadi nama suatu table astronomi
yang berguna dalam navigasi, maka atlas dunia baru, atau nama ansiklopedi yang
baru.
Setiap kali seorang ilmuwan selesai
menulis sebuah buku, buku ini langsung dilelang. Tak sedikit orang kaya yang
menawarkan emas seberat beberapa kali lipat timbangan buku itu. Setelah
dilelang, buku itu akan diserahkan ke perpustakaan dan ratusan tukang salin,
akan menyalinnya dengan tangan untuk disebarkan ke masyarakat. Buku ini beserta
ilmu didalamnya menjadi milik pulic. Dan sang ilmuwan, dengan emas yang
didapatnya, dapat meneliti kembali untuk menghasilkan karya selanjutnya.
c.
Perpustakaan
Jadi Identitas
Tahun 1000 M di Baghdag
diperkenalkan Al Fifrist (Katalog
Pengetahuan). Buku ini dari 10 jilid dan memuat judul seluruh buku dalam bahasa
Arab yang terbit saat ini, baik ilmu astronomi, fisika, kimia, kedokteran.
Buku-buku yang masuk catalog itu sudah terjamin mutunya dan menjadi buruan para
pengelolah perpustakaan, berikut para ahli salinnya, juga para cerdik
cendikiawan yang tidak ingin ilmunya dikatakan orang dibawah standar, hanya
karena tidak mengenal buku yang ada di catalog tersebut. Buku yang saat ini masih
memakai tulisan tangan tentu saja sangat mahal. Untungnya bagi yang tidak mampu
membeli tersedia di perpustakaan yang dapat dipinjam. Maka tertariklah
mahasiswa dari Timur dan Barat pada perpustakaan di dunia Islam. Perpustakaan
Unuversitas Cordova di Andalusia memiliki koleksi setengah juta buku.
Para pestakawan pada masa itu wajib
memiliki ilmu yang terkait dengan koleksi yang diurusnya. Dia bukan hanya
seseorang yang tahu judul buku, pengarang, dimana rak letaknya. Namun seorang
pustakawan yang mengurus buku-buku fiqih haruslah seorang fiqih. Para pembaca
dapat berkonsultasi tentang isi buku-buku itu kepada para pustakawan.
Jadi orang-orang kaya di dunia
Islam, khususnya Andalusia menjadikan wakaf perpustakaan sebagai salah satu
cara menunjukkan identitas. Banyak perpustakaan pribadi diwakafkan untuk umum.
Dan tidak main-main, banyak yang mewakafkan berikut suatu aset produksi untuk
membiayai operasional perpustakaan selamanya.
d.
Ilmuwan-ilmuwan
Muslim Andalusia
Tradisi keilmuwan dalam Islam
melahirkan orang-rang yang bersungguh-sungguh belajar dan melakukan penelitian
sehingga muncul ilmuwan-ilmuwan diberbagai bidang seperti : Filsafat,
matematika, ilmu pengetahuan alam, Kedokteran, sastra, dan sebagainya.
Disini kita dapat lihat penemuan-penemuan
beberapa ilmuwan muslim Andalusia dari disiplin ilmu pengetahuan alam
disekitarnya :
1)
Ibnu
Bajjah
Ibnu Bajjah yang terkenal orang
Eropa dengan nama Avempace
berargumentasi . bahwa “ada reaksi dari setiap aksi”. Teorinya ini sangat
berpengaruh pada fisikawan setelahnya, termasuk Gelelio dan Newton, dan sangat
berguna untuk menghitung kekuatan menjaring yakni ketapel raksasa yang
berfungsi sebagai meriam.
Karya Ibnu Bajjah berjudul Hayyi ibnYaqzan merupakan satu kisah
filsafat tentang manusia yang tumbuh jauh dari pergaulan masyarakat. Banyak
karangannya dalam berbagai ilmu pengetahuan, dan karyanya di bidang kedokteran
memberi pengaruh besar kepada Ibnu Rusyd. Ilmuwan besar ini wafat tahun 1138 M.
(Fachruddin, 1985: 216).
2)
Abbas
Ibnu Fernas
Abbas Ibnu Fernas adalah seorang polymath yaitu menekuni berbagai jenis
ilmu sekaligus ilmu kimia, fisika, kedokteran, astronomi, dan juga dia seorang
sastrawan. Dia menemukan berbagai teknologi seperti jam air (jam yang
dikendalikan oleh aliran air yang stabil), gelas tak berwarna, lensa baca, alat
pemotong batu Kristal, hingga peralatan silmulasi cuaca yang konon juga mampu
menghasilkan peta buatan, namun diantara penemuannya yang paling spektakuler
dan dianggap salah satu tonggak sejarah adalah alat terbang buatan.
Alat terbang Ibnu Fernas adalah
sejenis ornithopter yakni alat
terbang yang menggunakan prinsip kepakan sayap seperti Buroq, kalelawar, serangga.
Dia mencoba alatnya pertama-tama dari sebuah menara masjid di Cordova pada
tahun 852 M. dia terbang dengan dua sayap, dan sempat jatuh. Untung Ibnu Fernas
melengkapi dirinya dengan baju khusus yang dapat menahan laju jatuhnya. Baju
khusus ini adalah cikal bakal parasut.
Tahun 875 M dalam usia 65 Dia
mencoba terbang yang terakhir menggunakan pesawat layang yang merupakan cikal
bakal gantole. Percobaan kali ini
dilakukan dari menara di gunung Jabal Al Arus dekat Cordova dan disaksikan
banyak orang yang antusias dengan percobaan-percobaan Ibnu Fernas. Meski
sebagian menganggap Ibnu Fernas gila dan menghawatirkan keselamatannya.
Saksi mata menyebutnya bahwa dia
berhasil terbang, melakukan meneuver, dan menempuh jarak terbang yang cukup
signifikan. Namun sayang dia gagal mendarat ketempatnya dengan mulus, sehingga
mengalami cedera parah dipunggungnya. Abbas Ibnu Fernas meninggal tahun 887 M.
sejarawan Philip K. Hitti dalam bukunya History
of Arabs mangatakan, “Ibnu Fernas was the first man in history to make a
scientific attempt at flying”.
Sebagai penghargaan di Baghdad
Utara sebuah lapangan terbang diberi nama Ibnu
Firnas Airport. Di Spanyol namanya diabadikan pada sebuah jembatan besar di
Seville Abbas Ibnu Firnas Bridge.
NASA menamakan sebuah kawasan di bulan dengan nama Ibnu Firnas Crater.
3)
Ibnu
Rusyd (1126-1198)
Orang Eropa mengenal Ibnu Rusyd
dengan nama Averroes adalah mujtahid
dalam fiqih yang juga seorang fisikwan, terbukti dalam salah satu kitabnya dia
mendefenisikan gaya sebagai tingkat kerja yang harus dilakukan untuk mengubah
kondisi kinetic dari sebuah benda yang lembam. Apa yang ditulis Ibnu Rusyd ini
500 tahun lebih awal dari Mekanika Klasik
Newton.
Ibnu Rusyd memperkenalkan aspek
hukum salam observasi bidang kedokteran. Namun yang paling menarik adalah
penemuannya bahwa kekuatan pribadi seorang pasien amat menunjang dalam proses
kesembuahan dari jenis penyakit tertentu. Dalam bidang kedokteran Ibnu Rusyd
mengomentari karya Ibnu Sina dengan judul Kanun.
(Suud, 2003: 207).
Ibnu Rusyd Ilmuwan Cordova yang
lahir tahun 1126 dan meninggal di Marakesh (Maroko) tahun 1198 M. beliau
disamping seorang filsafat Islam terpenting juga astronom, dokter dan
komentator atas filsafat Aristoteles. Sumbangan Ibnu Rusyd yang terbesar kepada
kedokteran adalah karangannya berupa ensiklopedia, Al-Kulliyat fit Thiibbi (pokok-pokok Umum dalam Ilmu Kedokteran;
General Principle of Medicine). Dalam buku ini ia mengatakan, bahwa tidak ada
manusia yang mendapatkan penyakit cacar dua kali, disamping menjelaskan fungsi retina. (Fachruddin, 1985: 217).
4)
Abu
al-Qasum al-Zahrawi
Kaum muslimin secara sadar
melakukan penelitian-penelitian ilmiah dibidang kedokteran secara orisinal dan
memberi konstribusi yang luarbiasa dibidang kedokteran, sehingga memiliki genre
yang khas, melampaui genre pada saat itu seperti kedokteran Yunani (Unam),
India Kuno (Ayurveda), Persia (Akademik Gundishapur), dan karya-karya tokoh
kedokteran kuno (Hippocrates, Celcus, Galem).
Tidak dapat dipungkiri bahwa
Rosulullah adalah inspirator utama kedokteran Islam. Meski beliau bukan dokter,
namun kata-katanya yang terekam dalam banyak hadist sangat inspiratif, semisalnya
“tidak ada panyakit yang Allah ciptakan kecuali Dia juga ciptakan cara
penyembuhannya”.(HR. Bukhari).
Al Zahwari dianggap sebagai Bapak
Ilmu Bedah Modern, karena dalam kitab
tasrif (sebuah ensiklopedia dalam 30 jilid) yang sudah dipublikasikan pada tahun
1000 M sudah menemukan berbagai hal yang dibutuhkan dalam bedah termasuk plester yang digunakan untuk mengobati
luka dengan cepat. Plester ini sangat membantu pasukan Islam di medan jihad,
dan 200 alat bedah. Sebagian besar alat ini belum pernah digunakan oleh orang
sebelumnya, termasuk beberapa alat bedah yang khas digunakan untuk wanita dalam
bedah curette yang janin dalam
kandungannya mati. Zat bius seperti campuran opium sudah digunakan dengan tepat oleh Al Zahwari.
Al zahwari adalah orang yang pertama
menghubungkan usus dan kantong darah dengan sutra agar menghentikan peredaran
yang terus menrus, yang diakibatkan oleh proses operasi pembedahan. Bahkan
beliau juga telah memberikan pengobatan dengan pemanasan cautery ke dalam api.
Dia menggunakan cara penjahitan bedah dengan dua jarum dan satu benang. Beliau
berhasil mengeluarkan batu kencing melalui faraj wanita (menghancurkan kencing
batu melalui lubang kencing). Membuat benang dari usus binatang untuk menjahit
usus. Berhasil membuang pembengkakan daging atau daging lebih di hidung dan
membelah isi jantung dan mengobatinya dengan cautery bedah. Beliau pertama kali
yang berhasil membuka lubang pada ikatan zat kapur untuk mengobati kerekatan
tulang dan menemukan zat-zat khusus dalam pembuatan tablet untuk pengobatan
yang berbentuk kapsul. (Muhammad, 2009: 179-180).
5)
Ibnu
An-Nafis
Ali bin Abu Hazam dikenal dengan
nama Ibnu An Nafis, ini tokoh terkemuka pada zamannya dalam bidang kedokteran.
Diantara bukunya yang terkenal adalah : Al-Mutaz
fith Thibb dan Ar-Risalah Al-Kamiliyyah fish Shirah Nabawiyyah.(Muhammad,
2009: 172).
Ibnu An Nafis adalah bapak
fisiologi peredaran darah yang merupakan perintis bedah manusia. Tahun 1242
beliau telah menerangkan secara besar sirkulasi peredaran darah jantung dan
paru-paru. Di barat tahun 1628, William Harvey menemukan hal yang sama. Beliau
menjelaskan didalam bukunya yang berjudul Syarah
Tasyrih Al-Qanun bahwa darah berpindah dari sebelah kanan jantung lalu
berproses manuju kearah dua paru-paru. Proses peredaran darah ini melalui
pembuluh-pembuluh darah kecil yang bercampur dengan udara. (Muhammad, 2009 :
177).
Dalam bidang embriologi, Al-Nafis
telah mengkritik ilmuwan Yunani termansyur, yakni Aritoteles (384 SM – 322 SM)
dan Aelius Galenus atau Claudius Galenus yang akrab disapa Galen (129 SM – 200
SM). Beliau juga mengkritisi pendapat dan pandangan dokter Muslimin terkemuka,
Ibnu Sina (980-1037 M) terkai embriologi. Ia menyakini bahwa ketika sperma
seorang laki-laki/jantan dan perempuan/betina bercampur, dan ketika mereka-mereka
membuat campuran cairan yang memiliki perangai yang sesuai tersebut menerima
jiwa yang diberi Allah, Sang Maha Pencipta,baik jiwa hewan atu jiwa manusia.
“allah memberikan sebuah jiwa untuk
zat ini, yang kemudian berkembang menjadi sebuah embrio yang tumbuh dan
menghasilkan organ”, jelas Al-Nafis seperti dikutip Nahyan AG Fancy dalam
karyanya Pulmonary Transit and Bodily
Resurrection: The Interaction of Medicine, Philosophy and Religion in the Work
of Ibn Al-Nafis.
Al-Nafis menjelaskan lebih lanjut
kritikannya terhadap teori ilmuwan Yunani Galen. “Galen percaya bahwa
masing-masing memiliki kedua (air) mani didalamnya yang memiliki kemampuan
aktif untuk membuahi dan kemapuan pasif dibuahi, namun kemampuan aktif itu kuat
didalam air mani laki-laki sementara air mani perempuan pasif”.
“Para penyelidik percaya bahwa mani
laki-laki hanya memiliki kamampuan aktif, sementara perempuan hanya memiliki
kamampuan pasif. Allah mengetahui yang terbaik, bukan dari kedua mani itu
memiliki kamampuan aktif membuahi,”tutur Ibnu Al-Nafis yang dikutip Nahyan AG
Fancy.
Ezzat Abouliesh dalam karyanya Contributions of Islam to Medicine menjelaskan
bahwa murid-murid dari Ibnu Al-Nafis mengembangkan embriologi dan perinatologi
dalam karyanya yang berjudul al-Jami terbukti lebih akurat yaitu Ibnu
al-Quff.
“Pembentukan awal adalah sebuah
buih yang merupakan tahap enam sampai tujuh dari pertama, pada hari ketiga
hingga enam belas secara bertahap pembentukan gumpalan dan ada hari ke dua
puluh delapan sampai tiga puluh menjadi sebuah gumpalan daging. Pada hari
ketiga puluh delapan sampai empat puluh, kepala muncul terpisah dari bahu dan
lengan. Otak dan jantung yang diikuti dengan hatu terbentuk sebelum organ
lainnya, “ jelas Ibnu Al- Quff seperti dikutip Abouleish.
“Melalui pembuluh vena, janin bayi
mendapat makanan dari ibunya untuk tumbuh. Ia manambahkan, ada tiga selaput
yang manutupi dan melindungi janin. Pertama menghubungkan pembuluh darah alteri
membawa udara.”tutur Al-Quff. Pada akhir bulan ketujuh, lanjut Al-Quff,semuaorgan
telah selesai. Setelah kelahiran tali pusar bayi dipotong pada jarak empat jari
luasnya dari badan, dan terikat dengan baik, dengan benang woll yang lembut.
Wilayah yang dipotong ditutupi dengan filamen/kawat
pijar basah dalam minyak zaitun dengan obat penahan darah untuk mencegah
pendarahan yang menetes. Begitulah konstribusi dokter muslim Andalusia dalam
mengebangkan dan meletakkan studi embriologi modern.
6)
Abu
al-Qosim Sa’I ibn Ahmad al-Andalus (1029-1070)
Di mengarang buku tentang ilmu
pengetahuan, diantaranya Thabaqaat
el-Umam (strata-strata umat). Beliau pernh menjadi qadhi di Toledo pada
masa Banu Zul Nun, dan beliau terkenal sabagi ahli sejarah, matematika, dan
astronomi. ()Fachruddin, 1985:212
7)
Abu
Abdullah (Al-Idrisi)
Abu Abdullah yang terkenal dengan
Al-Sharif Al-Idrisi (1099-1153), yang lahir dikota Ceuta, Andalusia, dan beajar
di Cordova, ahli ilmu bumi dan ahli sastra. Pernah diundangRaja Sicilia, Roger
II (1101-1154), untuk mengunjungi negeri tersebut dan iapun menggambarkan untuk
raja itu sebuah peta dunia diatas bola dari perak.(Fachruddin, 1985: 213).
Al Idrisi yang hidup di tahun 1100
M-116 M membuat 70 peta geografi dari daerah yang dikenal pada waktu itu.
Peta-peta tersebut disampaikan kepada Raja Roger II dari kerajaan Sicilia.
Didalam lapangan astronomi, dasar
penelitiannya mempertahankan azas yang ditetapkan oleh Ptelomeus, yaitu teori geosentris dan homosentris dengan
banyak sekali tambahan hasil pengamatannya sendiri. Disamping tambah banyaknya
pengamatan, juga ketelitiannya mencapai tingkat yang sangat tinggi. Sehingga
perhitungannya tentang akan terjadinya gerhana bulan lebih tepat daripada
sebelumnya.(Santoso, 1977:64).
8)
Abu
Hamid Muhammad Al-Mazini al-Andalusia
Belia lahir di Granada, tahun 1080.
Pernah mengunjungi Alexandria, Cairo, Sardaigne, Sicilia, Bagdad,Abhar, Iran,
Khurasan, Volga, dan Bulgaria bahkan ke Rusia (1136) dan tinggal di Sigrid.
Sewaktu tinggal di Aleppo dan Damaskus, menulis bukunya di Mosel yang berjudul Tuhfatul Albab wa tuhfatul I’jab (Perbekalan
Pikiran dan Perbekalan Keajaiban) yang banyak mengandung informasi berguna bagi
ilmu alam.(Fachruddin, 1985 : 1213).
9)
Ibrahim
Ibn al-Zarqali
Salah seorang ahli astronomi muslim
yang lahir di Andalusia dan hidup dari tahun 1028 – 1087 M bernama Abu Ishaq
Ibrahim Ibn Yahya al Zarqani. Kehebatan ilmu astronominya hingga kewilayah
Eropa. Beliau tidak hanya pandai dalam teori ilmu astronomi, tetapi juga hebat
dalam membuat instrumentasi- instrumentasi astronomi yang bermanfaat.
Tabel-tabel yang memuat data astonomi penting sering di buat olehnya. Salah
satu tabel astronomi yang di buat yaitu, Tables
of Toledo, sebuah tabel astronomi dengan himpunan data yang akurat ketika
itu. Dan belum ada ilmuan atau astronom yang membuat tabel data seakurat itu.
Al Zarqali juga mengoleksi kesalahan-kesalahan
yang ada pada data geografi buatan Ptolemeus. Dalam data tersebut, salah
satunya Ptolemeus menyebutkan bahwa panjang Laut Mediterania adalah 62 derajat.
Ketika akuratan perhitungan itu di perbaiki oleh Al Zarqani dan panjang laut
itu hanya 42 derajat.
Beliau juga membuat Kalender Arab-Andalusia yang
memuat empat macam penanggalan yaitu penanggalan Koptik, Romawi, Komariah, dan
Persia. Hebatnya lagi Al Zarqali dengan teorinya, menyatakan bahwa lintasan
gerak planet-planet termasuk bumi berbentuk oval bukan lingkaran.
Selain pandai dalam teori
astronomi, Al Zarqali juga mampu membuat peralatan astronomi seperti astrolabe,
water clock, ekuatorium. Ia menemukan astrolabe datar yang bisa digunakan pada
garis lintang manapun. Astrolabhe datar ini di namakan Safihah dan dikenal dengan nama Saphea
di wilayah Eropa. Alat water clock di gunakan untuk menentukan satuan jam dalam
hari kalender dengan system bulan. Alat ekuatorium di padukan dengan diagram
Ptolemeus di gunakan untuk menentukan posisi planet-planet. (Ramdan,
2009:137-139).
10)
Al
Majrithi
Ilmuan dari Cordova ini ahli
astronomi dan juga ahli hitung, kedokteran dn kimia. Beliau banyak menghasilkan
karya-karya diantaranya Ta’diel
Al-Kawakib. Al Majrithi meninggal sekitar 1007 M. (Fachruddin, 1985: 214).
A.
Perkembangan
dan peranan Ilmuwan Andalusia setelah Islam masuk Andalusia
Kaum muslimin menyakini bahwa semua
pengetahuan berasal dari Allah, dan Qur’an adalah kalamullah. Maka sebagai
sumber pengetahuan, Qur’an pastilah benar. Apakah juga termasuk pengetahuan
tentang zat, energi, ruang waktu, dan interaksi benda-benda di alam ini yang di
sebut fisika.
Sebagi muslim dengan mantab
mengatakan ya. Maka munculah istilah “Fisika Islam”. Ini adalah sejumlah teori
atau lebih tepatnya Hipotesa dari suatu hukum fisika yang di klaim mereka
ditemukan di dalam Qur’an. Sekedar untuk ilustrasi, ada tiga contoh : pertama,
teori geosentris, bahkan alam semesta, karena di qur’an tidak pernah ada ayat
yang mengatakan bumi beredar, tetapi matahari, bulan, dan bintanglah yang
beredar, (QS. 13:2,14:33).Kedua, teori besi magnet dapat digunakan sebagi
pembangkit energi yang tak pernah habisnya (QS. 57:25). Ketiga, teori tujuh
lapis atmospir, karena dikatakan hujan turun dari langit (QS. 35:27) sedangkan
Allah menciptakan tujuh lapis lagi (QS. 41:12) sehingga hujan itu terjadi di
lapis langit pertama.
Menurut A. Hunbolth tidaklah
berlebihan kalau dikatakan bahwa orang Arab yang pertama kali yang menemukan
ilmu fisika, sayang karang-karangan yang membuktikannya telah hancur sehingga
kita hanya mengingat judul-judul tulisan itu saja. Karya-karya tentang optik
yang menjadi dasar bagi teropong dan potografi. Temuan kaca pembesar Hasan Ali
Haitan telah memberi insprasi kepada Bacon dan Kepler yang menemukan teleskop
dan mikroskop. (Amhar, 2010: 51-55).
Ibnu Bajjah (Avempace) yang
berargumentasi bahwa selalu ada reaksi pada setiap aksi, dan teori ini yang
sangat mempengaruhi fisikawan Eropa setelahnya, termasuk Galelio dan Newton
serta sangat berguna untuk menghitung kekuatan Manjaniq, yakniketapel raksasa
yang berfungsi sebagi meriam.
Dalam bidang mekanika ilmuwan muslim pendahulu bagi
jam dan mereka juga yang menyempurnakan temuan kompas dengan jarum magnetic,
hingga dapat digunakan dalam navigasi sekarang.
Kalau kita tanya ke Prof. Dr. Ing.
Bj. Habibie yang pernah memimpin PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)
tentang ilmu pesawat terbang (aeronautic). Beliau menjawab, “aeronautic adalah
ilmu membuat pesawat terbang, dimana didalamnya berkumpul sejumlah ilmu
pengetahuan alam yang berteknologi canggih, seperti teknologi material,
elektronika, computer, mesin, kimia , navigasi”. Pada dasarnya aeronautic
adalah ilmu bagaimana membuat sebuah benda yang lebih berat dari udara dapat
terbang dan disebut dengan aviasi.
Dan apakah umat Islam mempunyai
konstribusi dalam bidang ini, cukupnya dengan mengatakan bahwa Rosulullah
pernah terbang dengan sesuatu yang lebih berat dari pesawat terbang, yakni
dengan kendaraan Buroq selama Isra Mi’raj yang sekali langkahnya menempuh jarak
sejauh mata memandang ? walau itu adanya jawaban itu tentu jauh memuaskan
karena Buroq hanya khusus untuk nabi. Tidak ada manusia lain sesudahnya pernah
melihatnya, apalagi menaikinya.
Alhamdulillah, ada orang Islam yang
tidak puas dengan kisah Buroq dan Karpet Terbang Aladin dalam cerita 1001
malam. Dialah Abbas Ibnu Fernas (810M-887 M) yang melakukan serangkaian
percobaan ilmiah untuk dapat terbang, 1000 tahun lebih awal sebelum Oliver dan
Wilbur Wight melakukan percobaan untuk membuat pesawat terbang di Eropa. (Ambar,
2010: 57-61).
Jika kita mengingat tentang kincir
angin, energy alternative yang bersih dan terbarukah ? Negeri Belanda nan elok
yang dijuluki Negeri Kincir, karena sejak berabad-abad telah secara masih
menggunakan kincir angin baik menggiling gandum maupun untuk memompa air demi
mengeringkan negerinya yang lebih rendah dari laut. Bila kita menyangka bahwa
Negeri Kincir Air Pertama adalah Belanda boleh jadi kita keliru.
Yang benar, negeri kincir
pertama-tama pastilah suatu wilayah dalam Daulah Khalifah Islamiyah. Wilayah
Daulah Khalifah banyak yang kering, dimana air saja cukup langka, apalagi
sungai yang dapat dimanfaatkan sebagi sumber energy. Karena itu didaerah yang
kekurangan air tetapi memiliki angin yang stabil, kincir angin dapat dikembangkan
sebagi alternative sumber energy untuk industry.
Pengembangan teknologi kincir angin
dimulai jelas dalam kitab al-Hiyal
karya banu Musa bersaudara. Dan kincir angin pertama kali digunakan di propinsi
Sistan (Iran Timur). Kincir angin masuk ke Eropa melalui Andalusia (Kaveh
Farrokh, 2007, Shadowns in The Desert, Osprey Publishing).
Di Eropa bentuk kincir angin lambat
laun dimodifikasi sehingga memungkinkan kincir untuk menyesuaikan arah
hadapannya denga arah angin yang di Eropa Utara sering berubah-ubah hingga
dapat beroprasi lebih ekonomis. Rancangan dasarnya digambarkan besar-besar di
buku Machinae Novae (Mesin mesin
Baru) dari tahun 1615 karaya Uskup sekaligus Insinyur Fauntus Verantius.
Needham berfikir bahwa “hal ini jelas merupakan penyebaran kearah barat dari
kebudayaan Iiberia yang dulunya berasal dari Andalusia”.
Adanya kincir angin di Tarragona,Andalusia
selama masa pemerintahan Islam ditulis oleh para penulis Muslim,misalnya dalam
kitab al-Rawd alMi’tar (Kitab Taman
yang Haram) karya al-Himyari pada tahun 661 H/ 1262 M.(Ambar, 2010: 137-141).
Beberapa pihak mengasumsikan bahwa
kincir-kincir angin di Eropa adalah temuan asli Eropa. Namun yang jelas
kemunculan kincir angin di Eropa adalah lebih lambat beberapa abad dari pada di
dunia Islam.
Dengan datangnya revolusi
industri,nilai penting kincir angin sebagai sumber energy primer untuk industry
lambat laun tergeser oleh mesin uap atau mesin berbahan bakar fosil kecuali di
tempat-tempat yang memang terisolasi atau terpencil.
Namun demikian krisis energy
akhir-akhir ini menjadi momentum kebangkitan kembali kincir angin. Kincir angin
modern di hubungkan dengan generator dan disebut “generator angin”. Satu
generator angin terbesar sanggup menghasilkan listrik 6MW (bandingkan dengan
satu generator uap besar yang mampu menghasilkan listrik antara 500MW sampai 1300MW).
Kebangkitan energy angin ini seharusnya juga terjadi di wilayah Daulah Khalifah
yang dulu pernah memiliki kincir angin terbanyak di dunia.
Ilmuwan muslim banyak melakukan
revisi terhadap sejumlah teori, sejumlah kekeliruan teori Ptolomeus diluruskan.
Dafar Yunani juga diperbaiki. Karena juga telah berhasil menemukan peredaran bulan
menurut garis edarnya setiap tahun.
Ibnu Rusyd alias Averroes adalah
mujtahid dalam fiqih yang juga fisikawan, terbukti dalam salah satu kitabnya
kita mendefenisikan gaya sebagai tingkat kerja yang harus dilakukan untuk
mengubah kondisi kinetic dari sebuah benda yang lembam. Apa yang ditulis
Averroes ini 500 tahun lebih awal dari mekanika klasik Eropa yaitu Newton.
Aveeroes karyanya telah
mempengaruhi daftar Alphonsure yang merupakan karya Alphose X, sayang sekali
seluruh karya astronomi dan karya lainnya, telah dihancurkan selama peperangan.
(Suud, 2003:202).
Paus John XXI berfikir pisitif
terhadap ilmuwan muslim dan berpendapat bahwa Ibnu Sina (Avecenna) itu sejajar
dengan Aristoteles. Tapi banyak juga yang menolak dan memberikan penelitian
negative, bukan karena alasan hasil karya para ilmuwan muslim, melainkan karena
alasan kebencian atas ras dan agama yang terpengaruh peninggalan sejarah atas
penaklukan kaum muslimin terhadap Eropa (Andalusia).
Petrach, salah seorang humanis dan
dikenal sebagi modernis telah memberikan komentar yang emosional kepada
temannya Jean Dondi, ia menulis surat yang berisi hujatannya kepada Ibnu Rusyd
(Averroes). Dia menyatakan kebenciannya terhadap ras Arab. Selanjutnya
dikatakan bahwa sulit dipercaya kalau ada suatu kebaikan dihasilkan oleh ras
Arab. Namun demikian karya-karya Ibnu Rusyd tetap dibaca dan dibahas sepanjang
masa.
Ibnu Rusyd dikenal di Eropa sebagai
komentator pemikiran-pemikiran Aristoteles, karena itu beliau dijuluki
Aristoteles II yang pengaruhnya sangat menonjol pada pendukung Filsafat
Skholasik Kristen dan pemikiran-pemikiran sarjana Eropa pada abad pertengahan.
Dari abad 12 M sampai dengan abad 16 M, aliran Ibnu Rusyd mendominasi lapangan
filsafat di Eropa.
Jika diteliti secara seksama jasa
dan sumbangan muslim Andalusia terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam di
Eropa adalah : pertama, telah menyelamatkan warisan kebudayaan klasik Yunani
dari ancaman kehilangan dan kemusnahan akibat situasi Eropa pada abad
pertengahan, sehingga penyelidikan-penyelidikan ilmu pengetahuan yang dilakukan
Aristoteles, Galenus, Ptolemeus, dan kawan-kawan tidak hilang. Jika hal itu
terjadi maka dunia akan tinggal kemiskinan seolah-olah ilmu pengetahuan
tersebut tidak pernah tercipta. Kedua, Ilmuwan muslim berjasa dalam mengolah
dan mengembangkan kebudayaan klasik Yunani dengan menambah unsur-unsur baru, ia
kemudian menjadi sumbangan yang besar bagi Eropa hingga benua itu masuk babak
baru dengan munculnya masa Renaisance.
Lahirnya universitas-universitas di
Eropa seperti, Universitas Solerno (tahun 1000 M), Unuversitas Bologna (tahun
1150 M), Universitas Oxford (tahun 1168 M) mencontoh kurikulum dan pola
Universitas Vordova.
Dalam bidang ilmu
hayat(biologi),ilmuwan muslim melakukan kajian dan observasi dari karya bangsa
Yunani dan menghasilkan Daftar
Dioscorides yang berisi tentang 2000 species. Juga dihasilkan Farmapodiai atau sejenis ensiklopedia
obat-obatan dari berbagi tumbuh-tumbuhan seperti kamper, daun senn, tamarin,
kasia dan mauna. Juga penggunaan gula dan madu diperkenalkan kemasyarakat.
Pertengahan abad 12 M seluruh hasil
pikiran ilmuwan muslim Andalusia di
terjemahkan kedalam bahasa latin. Pada abad ini di Andalusia, Ibn Al-Awwam al
Ishbili menuli kitab Al-Filaha yang
merupakan sintesa semua ilmu pertanian hingga Zamannya, termasuk 585 kultur
nikrobiologi, 55 diantaranya tentang pohon buah-buahan. Buku ini sangat
berpengaruh di Eropa hingga abad 19 M.
Pada abad 13, Abu al Abbas
al-Nabati dari Andalusia mengembangkan metode ilmiah untuk botani, mengatur
metode eksperimental dalam menguji, mendeskripsikan, dan mengidentifikasikan
berbagai materi hidup dan memisahkan laporan observasi yang tidak bisa
diverifikasi.
Muridnya Ibnu al-Baitar (wafat
1248) mempublikasikan Kitab al-Jamifi
al-Adwiya al-Mufrada, yang merupakan kompilasi botani terbesar selama
berabad-abad. Kitab itu memuat sedikitnya 1400 tanaman yang berbeda, makanan,
dan obat, yang 300 diantaranya merupakan temuannya sendiri. Ibnu al-Baitar juga
meneliti anatomi hewaan dan merupakan bapak ilmu kedokteran hewan,
sampai-sampai istilah Arab untuk ilmu ini menggunakan namanya.
Kemajuan pemikiran Islam tergambar
pada realitas bahwa mereka sudah memikirkan ekologi dan rantaian makanan.
Al-Jahiz atau nama aslinya Abu Usman Amr Ibn al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri
(781-869 M) dalam bukunya Kitab al-Hayawan
sudah berteori akan adanya perubahan berangsur-angsur pada mahkluk hidup akibat
seleksi alam dan lingkungan. Meski berbeda, pemikiran ini menjadi inspirasi
untuk melahirkan teori evolusii bagi
Alfred Wallace dan Charles Darwin 1000 tahun kemudian di Eropa. (Ambar, 2010:
95-100).
Ini adalah fakta-fakta yang terkait
langsung dengan ilmu pertanian dalam arti sempit. Namun revolusi pertanian yang
sesungguhnya terjadi dengan berbagai penemuan lain. Alat-alat untuk memprediksi
cuaca, peralatan untuk mempersiapkan lahan, teknologi irigasi, pemupukan,
pengendalian hama, teknologi pengolahan pasca panen, sehingga manajemen
perusahaan pertanian. Kombinasi sinergi dari semua teknologi itu selalu
menghasilkan ekselerasi dan pada moment tertentu cukup besar untuk disebur
“Revolusi Pertanian Muslim”
Di Andalusia revolusi ini manaikan
100 persen hasil di tanah yang sama. Kaum muslimin mengembangkan pendekatan
ilmiah yang berbasis tiga unsur : sistem rotasi tanaman, irigasi yang canggih,
dan kajian jenis-jenis tanaman yang cocok dengan tipe tanah, musim, serta
jumlah air yang tersedia. Ini adalah cikal bakal precission agriculture.
Revolusi ini ditunjang juga dengan
berbagai hukum pertanahan Islam, sehingga orang yang memproduktifkan tanah
menjadi intensif. Tanah tidak lagi dimonopoli kaum feodal dan tak ada petani
merasa dizhalimi sehingga malas-malas mengolah tanah. Informasi teknologi
pertanian ini disebarkan keseluruh pelosok negeri Andalusia. Kalau Inggris
pernah terjadi Revolusi Industri, sedangkan Andalusia pernah terjadi Revolusi
Pertanian dengan teknologi yang canggih pada masa itu.
Sistem pertanian ini dicontohkan
dan diteruskan oleh seluruh petani-petani Eropa. Sehingga bangsa Eropa mengenai
berbagi jenis tanaman penting yang dapat ditanam di wilayah Eropa.
Ketika kesehatan bukan lagi suatu
misteri di Andalusia, ilmu kedokteran berkembang secara pesat baik secara
preventif maupun kuratif, baik diteknologinya, maupun di manajemennya. Ketika
tahun 1000 Mammar ibn Ali al-Mawsili menemukan jarum suntik hypodermic, yang dengannya dia dapat
melakukan operasi bedah katarak pada mata. Pada kurun waktu yang sama al-Zahrawi
menemukan plester adhesive untuk mengobati luka dengan cepat. Penemuan ini
sangat membantu pasukan muslim di medan jihad.
Al Zahrawi juga mengembangkan
berbagai jenis anastesi dan alat-alat bedah, yang dengannya antara lain dapat
dilakukan operasi curette untuk wanita yang janin dalam kandungannya mati.
Setiap tenaga kesehatan secara
teratur diuji kompetensinya. Dokter Khalifah menguji setiap tabib agar mereka
hanya mengobati sesuai pendidikan atau keahliannya. Mereka harus diperankan
sebagai konsultan kesehatan, dan bukan orang yang sok mampu mengatasi penyakit.
Ini adalah sisi awal untuk mencegah
penyakit, sehingga beban setelah sakit jatuh lebih ringan. Di Andalusia
dibangun rumah sakit hampir diseluruh kota. Rumah-rumah sakit ini bahkan
menjadi favorit para pelancong asing yang ingin mencicipi sedikit kemewahan
tanpa biaya, karena seluruh rumah sakit dibiayai oleh Negara. Tapi dihari
keempatnya bila mereka tidak sakit disuruh pergi, karena kewajiban menjadi
musafir hanya tiga hari. (Amhar, 2010: 85-89).
Banyak masyarakat Andalusia ingin
bekontribusi dalam amal ini, Negara memfasilitas dengan membentuk lembaga wakaf
yang menjadi mekin banyak fasilitas kesehatan bebas biaya. Fakta ini menunjukan
bahwa pada masa itu kesehatan tidak hanya urusan dokter tapi urusan
bersama-sama., baik masyarakat maupun Negara. Kemajuan teknologi keshatan ini
banyak ditiru oleh para dokter-dokter Eropa.
Kemajuan ilmu pengetahuan alam juga
memicu perkembangan teknik industry dan teknologi militer Islam. Kalu kita
bukan lembaran-lembaran sejarah, industry di masa kekhalifahan Islam memiliki
spectrum yang sangat luas. Teknologi militer telah dipelajari sejak zaman
Rasulullah SAW. Pada perang Ahzab
Rasulullah SAW menerima usulan membuat parit dari Salman yang berasal dari Persia.
Saat itu, bangsa Arab tidak pernah mengenal teknik perang parit. Rasulullah SAW
juga mengirim sejumlah sahabat untuk berburu ilmu ke negeri Cina, untuk
mempelajari cara membuat masiu. (Amhar, 2010: 72).
Selanjutnya ilmuwan muslim
mengembangkan berbagai ilmu dasar teknologi militer sehingga terciptalah bahan
peledak. Berdasarkan laporan independen dari Prancis tahun 1228 menyebutkan
tentara muslim sudah menggunakan bahan peledak yang dikemas dalam pot-pot
tembikar, dilontarkan dengan ketapel raksasa di Perang Salib yang dipimpin
Ludwig IV.
Ditemukannya pistol tahun 1220,
ditemukannya terpedo pada masa 12 M oleh Hasan Al-Rammah, ditemukannya meriam
tahun 1274 yang digunakan Muhammad Al-Fatih dalam menaklukan konstatinopel.
Kemajuan teknologi militer ini semua melalui negeri Andalusia diserap oleh
ilmuwan Eropa dan dikembangkan sampai terjadinya lomba industri senjata yang
puncaknya pada Perang Dunia I dan II.
Kehebatan dan kemuliaan yang
terlihat dari kecerdasan ilmiah dan kreatifitas teknologi yang berbasis
spiritual (technoscience-spiritual-quitient),
yang diperlihatkan para ilmuwan muslim secara umum, ilmuwan muslim Andalusia
secara khusus yang mampu mempraktekkan secara sinergis baik dilevel individual,
level social kultural, maupun level sistematik struktural seluruh ajaran Islam,
yang menghasilkan ledakan peradaban yang dikenal dengan sebutan the golden age (abadkeemasan Islam). Ini
semua tidak hanya didukung oleh kesolehan individual, tapi juga ada kesolehan
kolektif, dan kesolehan negara.
Melihat fakta-fakta sejarah diatas
tergambarkan dengan jelas konstribusi (sumbangan) para ilmuwan muslim Andalusia
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan alam di
Eropa. Jadi tak dapat disembunyikan lagi betapa besarnya peranan ilmuwan muslim
Andalusia terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa.
KESIMPULAN
1.
Keadaan social, politik, ekonomi
Andalusia pada masa sebelum Islam sangat menyedihkan dan tindakan kejahatan sering
terjadi. Andalusia merupakan provinsi kekaisaran Romawi. Ketika Kekaisaran
Romawi diserbu oleh bangsa Teutonik, keadaan semakin buruk dan negeri tersebut
terpecah menjadi beberapa bagian kecil. Suku-suku Teutonik, Vandal dan Visigot
(yang disebut terakhir lebih dominan) menancapkan kekuasaannya atas Andalusia
dan mendirikan pemerintahan yang sangat tidak efesien dak korup. Mereka tidak
toleran terhadap agama selain Kristen. Penduduk yang mayoritas beragama Yahudi
sangat tertekan oleh para bangsawan dan pendeta. Bahkan mereka dijadikan
budak-budak Kristen setelah gagal melakukan pemberontakan.
Keadaan keilmuwan dan pendidikan di Andalusia pada
masa itu sangat jauh ketinggalan dibandingkan dunia seperti negeri Kekhalifahan
Islam, negeri India dan negeri Cina. Pada masa itu di Andalusia buku-buku
sangat sukar untuk diperoleh. Biasanya orang-orang yamg memiliki buku, maka
benda tersebut harus dipersembahkan kepada gereja sebagai promemide animae sune (sebagai sebuah persembahan yang agung). Buku
tersebut harus diletakkan di altar gereja guna memperoleh pengampunan. Sebab
bagi mereka, mungkin saja didalam buku tersebut tertulis hal-hal yang tidak
disukai Tuhan. Bagi mereka apabila ada orang yang berusaha mengumpulkan buku
dalam bentuk perpustakaan pribadi, mereka itu telah dianggap perbuatan gila dan
sangat berani.
2.
Andalusia bangkit dari keterbelakangan
setelah Islam masuk. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik,
tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan
dlam bidang Ilmu Pengetahuan dan teknologi mendekati keberhasilan politiknya.
Khalifah menciptakan peluang bagi ilmuwan dan
insinyur untuk menghabiskan waktu mereka sepenuhnya dalam kegiatan riset,
penemuan, dan penulis. Selain itu, khalifah sering pula membentuk misi-misi
ilmiah untuk melakukan pengamatan, membuat peramalan atau laporan mengenai
gejala alam, terkadang pula untuk kepentingan militer. Beberapa tulisan
menjelaskan bagaimana daulah (Negara) memanfaatkan penemuan mesiu dan senjata
api, Riset di bidang sains dan teknologi tidak banyak berbeda dengan ijtihadi seorang mujtahidi di bidang hukum
syara. Keduanya sama-sama mencurahkan pikiran dan tenaga untuk mendapatkan
jawaban suatu persoalan. Yang satu persoalan teknis, yang lain persoalan hukum.
Mujtahid mencari jawaban itu dari dalil-dalil syara, sedangkan ilmuwan muslim
mencarinya dari metode eksperimental
(misalnya di bidang ilmu-ilmu pengetahuan) atau metode rasional untuk menurunkan pengetahuan baru dari pengetahuan
yang sudah ada (misalnya dibidang fisika teoritik).
3.
Para cendikiawan muslim memberi perhatian
terhadap semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan
subjek-subjek teknologis berdampingan dengan telaah-telaah teoritis.
Perpustakaan jadi identitas masyarakat. Tahun 1000 M di Bagdad diperkenalkan AlFihrist (Katalog Pengetahuan). Buku
ini terdiri dari 10 jilid dan memuat judul seluruh buku dalam bahasa Arab yang
terkait saat itu, baik ilmu astronomi, fisika, kimia, kedokteran. Buku-buku
yang masuk catalog itu sudah terjamin mutunya dan menjadi buruan para pengelola
perpustakaan, berikut para ahli salinnya, juga para cerdik cendikiaawan yang
tidak ingin ilmunya dikatakan orang dibawah standar, hanya karena tidak
mengenal buku yang ada di catalog tersebut. Buku yang saat itu masih memakai
tulisan tangan tentu saja sangat mahal. Untunglah bagi yang tidak mampu membeli
tersedia di perpustakaan yang dapat dipinjam. Maka tertariklah mahasiswa dari
Timut dan Barat pada perpustakaan di dunai Islam. Perpustakaan Universitas
Cordova di Andalusia memiliki koleksi setengah juta buku.
Dalam bidang mekanik ilmuwan muslim pendahulu
menemukan jam dan mereka juga yang meyempurnakan kompas dengan jarum magnetic,
hingga dapat digunakan dalam navigasi sekarang. Lahirnya unversitas-universitas
di Eropa seperti, universitas Solerno (tahun
1000 M), universitas Bologna (tahun
1150 M), Universitas Oxford (tahun
1168 M), mencontoh kurikulum dan pola universitas Cordova.
Melihat fakta-fakta diatas tergambarkan dengan jelas
konstribusi (sumbangan) para ilmuwan muslim Andalusia terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan alam di Eropa. Jadi tak dapat
disembunyikan lagi betapa besarnya peranan ilmuwan muslim Andalusia terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa.Andalusia, : Ibnu Bajjah, Abbas
Ibnu Fernas, Ibnu Rusyd, Abu al-Qasum, Al-Zahrawi, dan lain-lain.
Diakhir penelitian ini diharapkan dapat
menggambarkan secara gamblang peran ilmuwan muslim Andalusia terhadap awal
perkembangan ilmu pengetahuan alam di Eropa. Masalah ini diangkat karena dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan alam di abad modern
ini, peran serta ilmuwan Islam di Andalusia (ilmuwan muslim) jarang diangkat
bahkan sengaja dikubur dalam-dalam. Akibatnya ilmuwan Eropa (Barat) lebih
dikenal di seluruh dunia di bandingakan
ilmuwan muslim yang banyak sumbangsihnya terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan alam.
DAFTAR
PUSTAKA
Thomson,
Ahmad.2004. Islam Andalusia : Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan.
Jakarta : Akbar Media Eka Srana.
As-Suyuthi,
Imam. 2009 .Tarikh Khulafa’ : Sejarah Para Penguasa Islam. Jakarta
Pustaka
Al-Kautsar.
Amhar, Fahmi. TSQ Stories,2010: Kisah-Kisah Penelitian dan
Pengembangan
Sains dan Teknologi Di Masa Peadaban Islam. Bogor : Al Azhar
Perss.
Muhammad, Ibrahim Rabi’.2009. Yang Pertama Berjasa Dalam
Sejarah
dan peradaban Islam. Bandung: Mujahid
Grafis.
Ramdan,
Aton.2009. Islam dan Astronomi. Jakarta:
Bee Media indonesia ,
Baghdadiy,
Abdurrahman. Refleksi Sejarah Terhadap
Dakwah Masa
Kini. Bogor: Al-Azhar Perss, 2002
Salam,
Burhanuddin.2002. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Fachrudin,
Fuad Mohd.1985.Perkembangan Kebudayaan Islam. Jakarta :
Bulan Bintang.
Yatim,
Badri.1997. Sejarah Kebudayaan Islam I. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas
Terbuka
Ismail,
Faisal.1996. Paradigma Kebudayaan Islam,
Yogyakarta: Titian Ilahi Press,
Peradaban Umat Manusia, Jakarta: Rineka
Cipta
A-Hasan,
Ahmad Y.1993. Teknologi dalam Sejarah Islam. Jakarta : Misan
Santoso, Slamet Iman, 1977. Capita Selecta Sejarah Perkembangan Ilmu
pengetahuan, Jakarta :
PT. Sinar Hudaya.
Hamidi,
Rasyid. , 1991. Sejarah Eropa . Jakarta : Virgina Press
Notosusanto,
Nugroho. 1992. Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Jakarta :
Penerbit balai Pustaka
Abdurrahman,
Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah,
Jakarta : Penerbit
Logo Cahaya Ilmu.